Tagur 365 (02012022)

Bertemu dengan beberapa pengungsi dari desa terdampak, dari kegiatan baksos yang kami lakukan menginspirasiku untuk menuliskan beberapa pengalaman aneh yang dialami.

Alkisah ada keluarga yang tersohor cukup terpandang dari segi materi, rumahnya yang tingkat dengan beberapa mobil mewah yang parkir di garasi rumahnya, diperolehnya karena memiliki beberapa sarana pengeruk pasir dan beberapa armada truk yang dioperasikan untuk mengangkut pasir berkualitas ke berbagai daerah bahkan kota lain di lintas propinsi. Karena pasir dari daerah kami adalah pasir yang bagus untuk bahan bangunan.

                        Kekayaan yang dimiliki ternyata bukan menjadikan mereka lebih bersyukur namun malah menjadikannya angkuh, karena tingkah lakunya semakin sombong termasuk melakukan ritual menanam kepala kerbau di tempat tertentu, yang sebelumnya di keruk dan sesumbar agar lahar semeru bisa ditampung di tempat tersebut tanpa jauh-jauh melakukan upaya pengerukan di Curah Kobokan.

                        Dan sesumbar tingkah laku siriknya ternyata dikabulkan, beberapa waktu kemudian, guguran awan panas, dan lahar dingin yang membawa abu vulkanik memenuhi lubang yang disiapkan bahkan menenggelamkan hampir seluruh rumah di desa tersebut berikut seluruh armada yang digunakan untuk mengeruk ataupun mengangkut pasir yang memberikannya penghasilan sangat banyak.

                        Sesumbarnya ternyata sebuah permintaan yang Allah kabulkan melalui makhluknya, dan permintaannya ternyata berimbas pada seluruh desa yang ditinggalinya. Seperti itu, naif jadinya kalau mengatakan Allah murka.

Lumajang, 02 Januari 2022