MenulisRutin 587(Hari ke 212, tahun ke II)

Gunung Semeru yang erupsi sejak Sabtu, 4 Desember 2021 lalu menyisakan banyak cerita yang menarik, ada haru, sedih, bahagia dan beragam rasa yang lain, pokoknya seperti rasa permen yang pernah diiklankan televisi zaman saya kecil dulu, nano nano rasanya.,

Rasa haru muncul, tatkala melihat beragam cerita haru seputar mereka yang kehilangan anggota keluarganya karena beragam alasan, entah karena alasan pekerjaan sebagai penambang pasir Lumajang yang terkenal bagus untuk bahan bangunan, ada pula cerita tentang Rumini yang lebih memilih meninggal bersama nenek tercintanya, dibanding lari menghindar dari awan panas yang dikeluarkan dari erupsi gunung tertinggi di Jawa itu, Mahameru.

Akibat yang ditimbulkan dari erupsi gunung Semeru tersebut, membuat beberapa desa yang terdampak mengungsi ke beberapa tempat di desa lain yang dianggap lebih aman, semacam di beberapa balai desa, rumah warga yang relatife lebih tinggi dari aliran lahar dingin yang menggenangi beberapa desa di sekitar Curah kobokan yang merupakan aliran tempat pembuangan lahar dari gunung Semeru. Respons dari masyarakat demikian posotip dengan banyaknya bantuan yang datang dalam beragam bentuk, baik berupa barang maupun uang. Sebagai salah satu upaya agar barang yang datang sesuai dengan yang dibutuhkan, maka beberapa relawan menanyakan keperluan yang urgent bagi pengungsi, dan salah satunya adalah“MS Glow”.

Dalam rasa geram yang memenjara,

Lumajang, 09 Desember 2021