MenulisRutin 414(Hari ke 49, tahun ke II)

Masa Pandemi yang berjalan hampir setahun ini, memporak porandakan segala hal, sehingga mengharuskan banyak pihak mengatur ulang dan menyesuaikan dengan kondisi yang baru, sejalan dengan kebijakan yang berlaku. Sekolahku juga demikian, Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) bergantian antara daring dan luring antara nomor absen ganjil dan genap.

            Pagi ini, sedianya aku belajar luring (off line), namun karena bapak ibu guru harus rapat, maka sekolah yang mestinya berakhir jam 11.00, di pulangkan lebih awal, sekitar jam 09.00. Kulihat rumah sepi, saat sepeda kuparkir di teras rumah. Untungnya pintu utama yang dibuat dobel, sisi luarnya dibangun dengan bentuk berlubang-lubang yang memungkinkan kuncinya bisa kuraih dari sisi luar, sehingga aku dapat membuka pintu dan masuk  rumah. Namun betapa kagetku, saat sepeda bapak kulihat terparkir di dalam rumah, aku lanjut mencari beliau, mungkis sedang di dalam kamar mandi, kosong, lanjut ke kamar tidur, namun nihil juga. Ahh...barangkali ada di lantai atas, kulanjutkan pencarianku dengan menapaki tangga satu per satu.

            Sesampai di lantai dua, kulongok tempat jemuran yang tertutup, kukira bapak di dalamnya, namun lagi-lagi nihil. Kulanjut melihat ruang keluarga tempat kita nonton TV, seonggok baju seragam ayah tergeletak di sana lengkap dengan ikat pinggangnya, tapi orangnya? Sedang bermain petak umpetkah beliau?

Dalam rasa geram yang memenjara,

Lumajang, 29 Juni 2021