Harmailis

Pengajar dan pemerhati pendidikan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ramadhan yang Berbeda

Ramadhan yang Berbeda

Iya, sesuai dengan judul artikel ini, saya mengatakan ramadhan tahun ini adalah ramadhan yang berbeda. Ramadhan tahun 1441 Hijriah, yang awal ramadhan nya mulai hari ini, tepatnya Jumat 24 April 2020, akan menjadi catatan tersendiri bagi saya. Saya juga yakin, mungkin bagi pembaca sama pikiran dengan saya. Inilah selama hidup kita, ramadhannya berbeda dengan ramadhan tahun tahun sebelumnya.

Suasana suasana yang berbeda itu, sangat terasa di malam awal ramadhan ini. Kalau ramadhan ramadhan sebelumnya, saya dan keluarga selalu memulai ibadah puasa dalam lingkaran keluarga besar istri saya. Keluarga besar Nenem Surau Balai. Itu sebutan yang biasa kami sebut untuk keluarga besar kami. Biasanya kami selalu memulai ibadah tarawih di musholla keluarga ini. Mushalla Baitul Taqwa Surau Balai Anduring. Semua berkumpul dan bertemu di musholla ini.

Tapi suasana yang biasa itu, tahun ini tidak bisa kami rasakan. Bukan hanya tidak bisa sholat tarawih bersama di musholla itu, kami juga tidak berkumpul di rumah di Padang, karena saat ini kami harus berada di Tanjung Pati, di mana saya tinggal dan bekerja. Gaung PSBB, Pembatasan Sosial Berskala Besar, yang berlaku di Provinsi Sumatera Barat, juga membuat kami tetap berada di rumah, di Tanjung Pati dan tidak kemana mana.

Sholat tarawih malam pertama ramadhan tahun ini, kami laksanakan di rumah secara berjamaah. Tidak di mesjid di areal kampus karena ada himbauan dari MUI untuk tidak melaksanakan sholat tarawih di mesjid. Kondisi ini, menambah apa yang saya rasakan, bahwa ramadhan tahun ini berbeda.

Kenapa semua itu terjadi?. Ini disebabkan karena bulan suci ramadhan tahun ini dimulai di tengah kondisi pandemi virus corona atau Covid 19. Akibatnya, umat islam di seluruh dunia, tidak bisa menjalankan ibadah terkait puasa secara bersama. Tidak bisa sholat tarawih di mesjid bersama sama. Tentu juga tidak bisa melaksanakan buka puasa bersama. Suasana menjadi terbalik, semua ibadah dilakukan di rumah saja. Kita akan menghabiskan hari hari puasa yang panjang di rumah.

Tahun ini, mesjid mesjid akan kosong. Padahal tidak pernah kita membayangkan, kalau ramadhan itu tidak identik dengan mesjid. Selama ini, aktivitas ramadhan selalu di mesjid. Malah sering dihimbau, mari kita makmurkan mesjid. Kita ramaikan mesjid. Tidak pernah kita bayangkan, kalau di mesjid tidak ada terdengar bacaan ayat ayat yang dibacakan imam saat melaksanakan sholat isya, tarawih dan witir, tidak pernah kita bayangkan, kalau suara suara penceramah dengan pengajian dan santapan rohaninya tidak mengudara melalui corong di setiap mesjid ataupun musholla, tidak pernah kita bayangkan kalau lantunan suara suara bacaan ayat suci al quran tidak ada dari warga yang melakukan tadarus. Namun pada ramadhan tahun ini, apa yang tidak pernah kita bayangkan itu nyata terjadi. Ramadhan tahun ini berbeda. Tidak ada tarawih di mesjid, tidak ada ceramah, tidak ada buka bersama, tidak ada tadarus, tidak ada kegiatan kegiatan untuk memakmurkan mesjid. Semua disebabkan oleh suatu virus, virus yang sangat berbahaya dan mematikan, virus yang sangat ditakuti. Yaitu virus Corona, yang semula berasal dari Wuhan, China. Kini mewabah ke seantero dunia. Virus yang lebih dikenal dengan Covid 19.

Sejak pertama muncul, pandemi Covid 19, saat ini sudah memasuki bulan ke empat. Wabah virus corona ini sudah memicu kecemasan masyarakat global. Di Negara kita, kekawatiran terkait ancaman Covid 19 sudah merebak sejak sebelum diumumkan secara resmi korban pertama virus ini pada awal maret lalu. Sampai sekarang, Indonesia masih berjuang keras melawan pandemi ini.

Upaya dalam melawan pandemi ini adalah bagaimana memutus mata rantai penularan virus ini. Salah satu upaya adalah mengusulkan ke Kementerian Kesehatan agar Sumbar diizinkan memberlakukan PSBB. Bak gayung bersambut, tanggal 17 April 2020, Kementerian Kesehatan mengizinkan Provinsi Sumatera Barat memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dan Pemerintah Daerah Sumbar sudah memberlakukan PSBB ini sejak tanggal 22 April 2020 sampai tanggal 5 Mei 2020, serentak di 19 Kota / Kabupaten yang ada di Sumbar.

PSBB dilakukan selama masa inkubasi terpanjang, 14 hari. Jika masih terdapat bukti penyebaran berupa adanya kasus baru, dapat diperpanjang dalam masa 14 hari sejak ditemukannya kasus terakhir.

Salah satu pelaksanaan PSBB adalah pembatasan kegiatan keagamaan, termasuk tidak menyelenggarakan kegiatan sholat tarawih di mesjid. Inilah yang membuat suasana ramadhan tahun ini berbeda. Mudah mudahan upaya dalam bentuk ikhtiar ini bisa membuat wabah Covid 19 ini menjauh dan hilang dari negara kita. Mari kita ambil hikmah dari kondisi ini, yaitu kita bisa berkumpul dengan keluarga di rumah, beribadah di rumah, meningkatkan kualitas ibadah dan keimanan kita secara bersama sama di rumah. Ramadhan tahun ini memang berbeda.

Tanjung Pati, 24 April 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post