Sudah 2 minggu ini tetangga depan rumah tak kelihatan lagi batang hidungnya. Mereka baru mengontrak 8 bulan. Belum lagi setahun. Dan ibu-ibu komplek yang saat itu mengerubungi tukang sayur langganan mereka, memilih-milih sayur sambil terus berghibah. Tak Terkecuali Lidya. Dialah yang pertama Kali membuka cerita  tentang menghilangnya tetangga depan rumah. Keluarga kecil yang berwajah rupawan semua. Makin mereka hidup sangat sederhana. Sang suami yang bernama Waluyo, gagah Dan tampan. Demikian juga dengan sang istri yang bernama Astrid. Cantik Dan lemah lembut. Mereka sudah dikaruniai seorang putera lucu yang sudah berusia 1 tahun.

Menghilangnya keluarga itu bagi Lidya adalah sebuah misteri yang wajib diselidiki. Dia sempat curiga jangan-jangan mereka kawin lari. Usia mereka terlihat sangat muda dan wajah orang dari kalangan mapan. "Jangan-jangan pernikahan mereka tak direstui, lalu diusir" terka Lidya. Tukang sayur Dan ibu- ibu komplekpun heboh. Merekapun asyik menduga-duga dan memperlebar cerita. Apalagi dibumbui oleh Lidya. 

Tukang sayur sih senang-senang saja. Makin banyak ibu-ibu berkumpul, makin banyak pembelinya. Bahkan sesekali ia ikutan nimbrung. Termasuk cerita tentang tetangga depan rumah Lidya. "Orangnya baik. Jarang mau ambil kembalian," Kata si tukang sayur. Lidya-pun semakin tak amau kalah menambah a b c d. Terus berghibah dan bercerita. Hingga sampailah sebuah teriakan nyaring dari arah rumahnya. Ternyata suaminya-lah yang berteriak itu. "Mah....masakanmu di dapur hangus semua".

🍀 Khatulistiwa, 15 Juli 2020🍀

#tantangan menulis hari ke-1ke-17

#tulisan ke-24