Kanvas kelabu
Dua telinga dua mata. Berkejora kelap kelip bergelayutan di semak-semak harapan. Aku adalah godam puisi. Menghalau keping-keping ketidakpuasan menjadi alat ukur pasti...Apa kabar hati yang berlubang? 1 tetes gigilan embun mampu menyembuhkan, bukan? Warna-warna cerah tergores patah-patah di balik kanvas kelabu... Pelangi pucat menceruat. Dan tangis menjadi badai kedua...Sekarang mari paparkan wajah ke langit.. Tundukkan dan hirup aroma mayang ini. Sejuta jiwa-jiwa alam. Masih butuh orang-orang seperti kita. Percayalah....
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yang bagus.
Keren ibu cantik..