Susah bangun tidur di pagi hari menjadi masalah bagi banyak orang. Tubuh terasa lemas ditambah mata seperti ikan kering, membuat bangun tidur sangat berat dilakukan. Susah bangun tidur bisa diatasi dengan mengubah gaya hidup.

Pernahkah kita memasang alarm sebelum tidur? Bukan pernah lagi, tapi sering bahkan tidak hanya satu, juga beberapa alarm, di HP, jam tangan atau bahkan gadget lainnya. Tapi tak cukup ampuh membuka bola mata.

Saya teringat ketika kuliah, tak satu pagipun terlewatkan tanpa ataupun dengan alarm. Walau ada anomali 0,1%. Mungkin karena memang jadwal kuliah yang sangat pagi, pukul 07.00 sehingga mengharuskan bangun lebih cepat. Terlambat sedikit, dosen seketika terlihat seperti monster.

Tapi entah kenapa akhir-akhir ini bahkan tanpa kegiatan apa-apa, tidurpun jadi lama, gejala insomnia mungkin. Memang sebelumnya sewaktu mendapat tugas tambahan bendahara sekolah, operator dapodik juga tugas luar seperti sewaktu pemilu kemaren sebagai bendahara PPK. Setahun kira-kira memang mengharuskan tidur agak lama, wajar saja karena ada yang mesti kejar deadline.

Tapi sekarang dengan agak leluasanya waktu, untuk tidur cepatpun rasanya seperti menangkap ikan berenang dalam air di kolam yang sepi dengan tangan kosong.

Argumen pribadi saya, mungkin ini yang disebut faktor habbit, kebiasaan-kebiasaan tak baik😑. Harusnya bisa memenagemen waktu dengan baik sehingga sesibuk apapun pekerjaan, tidur berkualitas bisa tercapai. T

Tekad yang kuat diiringi do'a sebelum tidur, Allahumma bismika ahya wabismika amuut insyaAllah lebih dari alarm apapun apalagi sebelum merebahkan diri berwudhu dahulu, tiga Qul kata UAS plus Ayat Kursi.

Tapi pagi ini, Subulussalam 04:00. Bukan karena apa, saya memang cepat tidur karena keletihan yang amat sangat berkereta (motor di sebut orang Singkil) ditambah lagi ada sedikit insiden di jalanan hujan, pembukaan acara pelatihan K-13 terpaksa tidak saya ikuti 😭.

Menjelang subuh, baru saya sadar ternyata semua gadget pemasang alarm berbunyi, maafkan HP, jam tangan, selama ini aku mengabaikanmu. Mereka terus berdering seakan marah, kenapa baru kali ini Saya bangun secepat ini.

Ketika saya menulis ini, mereka masih bersahutan, mencemoohku.

Subulussalam, menjelang subuh