Harnieti

HARNIETI, M. Pd, lahir 6 Agustus 1973 di Pilubang Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Ia menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMEAN Payakumbuh...

Selengkapnya
Navigasi Web
BELENGGU CINTA ( Part ke- 37)

BELENGGU CINTA ( Part ke- 37)

 

BELENGGU CINTA

 

Part ke-37

 

Pov. Putri

 

 

Malam  ini aku sengaja tidur di kamar tamu. Aku tidak ingin berdekatan bahkan bersentuhan dengan laki-laki yang telah melukai hatiku. Sengaja pintu kamar kukunci dari dalam. Beberapa kali Mas Rian terdengar mengetuk pintu dan berharap aku mau membukakannya. Tapi aku tidak menghiraukannya, hingga ia merasa lelah sendiri. Malam pun berlalu dengan sendirinya. Namun dinginnya terasa menggerogoti, sedingin hatiku saat ini. Akhirnya malam berlalu tampa dapat kupejamkan mata ini walau pun sebentar.

 

Pagi pun menjelang. Bergegas aku bangkit dari tempat tidur, dan kembali menyiapkan segala barang-barang yang akan kubawa pulang. Adeyla siap membantu. Tampak ia sangat bersedih dengan keputusanku. Sebenarnya aku juga iba, meninggalkannya di sini, tapi tekadku sudah bulat dan tidak ada yang bisa merubahnya.

 

Habis shalat subuh aku aku langsung berkemas, kuminta supir untuk mengantarkanku ke bandara. Aku berangkat dengan pesawat pagi ini. Adeyla sibuk mengangkut barang bawaanku ke mobil.

 

Kulihat Mas Rian masih tidur. Ia memang tidak tahu bahwa aku take off pagi ini. Ia mungkin ketiduran, karena tadi malam kurang tidur. Sebab ia masih berusaha agar aku mau membukakan pintu kamar tamu, dimana aku tidur malam tadi. Usahanya yang sia-sia membuat ia pasrah dan kembali ke kamar yang biasa kami tempati, entah sampai jam  berapa.

 

Walau pun dengan suasana hati yang masih marah padanya, aku berjalan ke lantai atas menuju kamar di mana Mas Rian saat ini sedang tidur. Beberapa kali kuketuk pintu kamar. Tapi tidak ada sahutan. Dengan hati-hati kupegang handel pintu dan kudorong, ternyata tdiak dikunci. Aku berjalan pelan menuju tempat tidur. Tampak Mas Rian tidur terlungkup memeluk bantal. Kuhampiri, dan kugoyang-goyang bahu kekar itu. Hingga akhirnya Mas Rian terbangun dan melihat ke arahku. ia tampak terperangah melihatku yang sudah dandan dengan rapi sepagi ini.

 

“Kamu mau kemana?”  tanyanya sambil mengucek-ucek matanya. Ia tidak menduga aku sungguh-sungguh dengan ucapanku semalam.

 

“Aku pamit pulang pagi ini ke Indonesia Mas, aku mau kita pisah. Setelah anak ini lahir nanti aku akan ajukan gugatan perceraian kita ke pengadilan”. Kataku sambil berurai air mata.

 

“Jangan seperti ini, saya mohon maaf. Batalkanlah rencanamu demi calon anak kita. Saya janji akan meninggalkan Halena demi kamu”. Mohon Mas Rian sambil memegang tanganku.

 

“Sudah terlambat Mas, jika Mas ingat tentang anak kita ini, Mas tidak akan mau melakukan ini. Ini sangat menyakitiku Mas. Aku tidak  bisa lagi hidup bersamamu”.

 

“Putri aku mohon”, lanjut Mas Rian sambil berusaha memelukku.

 

Sekuat tenaga kulepaskan pelukannya. Aku tidak mau luruh dengan permintaannya, hingga membatalkan keputusanku.

 

“Keputusanku sudah bulat Mas, dan aku tidak akan merubahnya lagi”, kataku tegas padanya.

 

Aku berlalu setelah mengucapkan selamat tinggal padanya. Ia tidak mampu mencegahku lagi. Hanya bisa memandangi kepergianku, dengan wajah yang masih memelas. Aku tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya saat ini, dan aku pun tidak lagi peduli.

 

Bergegas aku naik ke atas mobil. Supir sudah dari tadi siap untuk mengantarku ke bandara. Sebelum berangkat tidak lupa aku pamit pada Adeyla. Kami berpelukan sambil menangis. Kulambaikan tangan padanya sambil kuucapkan goodbye…, take care of your self!, ia pun membalas lambaianku dengan ucapan yang sama.

 

Selamat tinggal Mas Rian, selamat tinggal Autralia dan selamat tinggal semua kenangan…..

 

Aku pun kembali ke Indonesia, membawa semua luka hati dan buah kasih yang ada di perutku. Semoga nanti ia dapat lahir dengan selamat, walau pun tanpa kehadiran seorang ayah di sisinya.

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

terimakasih bu

20 May
Balas

Bagus..

20 May
Balas



search

New Post