BIJAK DALAM BERSOSIALISASI
BIJAK DALAM BERSOSIALISASI
Dalam kehidupan sehari-hari kita akan selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lain. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan dapat hidup sendiri (Gregariousness). Kita akan selalu membutuhkan orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan kita sehari-hari. Kita akan saling membutuhkan satu sama lainnya dalam berbagai hal. Untuk itu kita perlu menjalin hubungan yang baik dan bersosialisasi dengan sesama.
Menurut Nursal Luth (2016), pengertian sosialisasi adalah suatu proses ketika individu menerima dan menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Berdasarkan devinisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa selaku makluk sosial kita perlu menyesuaikan diri dengan orang lain. Bahkan kita juga dituntut untuk mampu menerima keberadaan orang lain dalam kehidupan kita, agar terdapat kehidupan yang selaras dan harmonis.
Namun dalam kenyataannya, setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda. Dapat kita saksikan, dalam pergaulan sehari-hari ada orang yang termasuk jenis suka bergaul (supel), dan ada juga yang kurang pandai dalam bergaul (kuper). Hal ini tergantung kepada kepribadian orang tersebut. Ada yang mudah cepat menyesuaikan diri (bersosialisasi) dengan orang lain atau lingkungannya. Ada juga yang sulit untuk bisa berbaur dengan orang lain. Bahkan cenderung pasif dan hanya bisa berinteraksi dengan orang-orang terdekatnya saja.
Orang yang_supel_ dalam pergaulan biasanya memiliki banyak teman dan disukai dalam pergaulan sehari-hari. Bahkan ia akan muncul sebagai orang yang banyak dikenal dalam masyarakat, akan tetapi orang yang kuper dalam pergaulan, biasanya tidak memiliki banyak teman, dan juga tidak begitu dikenal orang lain. Mereka cenderung tertutup dan tidak menyukai keramaian.
Begitu banyaknya kepribadian orang lain dalam kehidupan kita, maka kita dituntut untuk pandai-pandai dalam menempatkan diri. Tujuannya agar kita dapat hidup berdampingan secara baik dan mampu menjaga kenyamanan dalam masyarakat.
Menyesuaikan diri dapat kita lakukan dengan menjaga pola pikir, perbuatan mau pun perkataan. Sebab tiga hal ini dapat menyebabkan terciptanya keselarasan dalam masyarakat, mau pun juga sebaliknya.
Pola pikir yang baik, akan mendorong seseorang untuk cenderung bersikap yang baik pula. Perbuatan yang baik akan menggiring seseorang selalu berkata yang baik, yang tidak menyinggung perasaan orang lain.
Kunci dari ketiga hal tersebut di atas adalah pengendalian diri. Pengendalian diri yang baik akan menuntun seseorang untuk mampu menjaga ucapan dan perbuatannya. Orang yang mampu menjaga ucapan dan perbuatannya, maka akan mudah diterima.
Berkaitan dengan ucapan, maka tidak semua yang kita pikirkan perlu kita ucapkan. Sebab terkadang apa yang kita pikirkan, menurut kita sudah benar, tetapi menurut penialian orang lain mungkin kurang tepat. Terkadang diam lebih baik, dan dianggap mampu menyelesaikan permasalahan. Walau pun sebenarnya kita bermaksud baik dengan apa yang kita ucapkan, tetapi belum tentu orang yang mendengar atau lawan bicara kita bisa memahami maksud baik kita. Jika sudah begitu, bukannya membantu, malah jatuhnya memperkeruh suasana.
Sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari, kita ingin memberi nasihat terhadap seseorang-seperti_teman_misalnya, tetapi yang diberi nasihat malah tersinggung dan tidak menerima dengan baik. Jika sudah begini tentu kita juga yang jadi repot dan merasa tidak enak sendiri.
Hal ini juga di dukung oleh sebuah hadist yang berbunyi” Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam” (HR Bukhari).
Apalagi saat ini, komunikasi lebih banyak menggunakan media sosial. Dalam hal ini kita tentu juga dituntut agar mampu menggunakan alat bantu komunikasi tersebut dengan baik. Bijak dalam berkomunikasi akan menciptakan hubungan yang baik dan komunikasi yang positif. Sebab akan berbeda orang menanggapi melalui tulisan, gambar atau simbol yang kita gunakan dalam berkomunikasi melaui media sosial dibanding dengan komunikasi langsung.
Dalam kenyataan sehari-hari, tidak sedikit terjadi kesalahpahaman antara satu dengan yang lainnya, karena salah dalam memahami maksud dari pesan yang disampaikan. Terkadang kita bermaksud baik, tetapi orang salah dalam memahami pesan yang kita kirim. Tetapi ketika disampaikan secara face to face, mungkin kondisinya akan beda. Untuk itu, sebagai makluk sosial, kita dituntut untuk selalu bijak dan cerdas dalam berkomunikasi, baik komunikasi lisan mau pun tulisan. Mampu menghargai orang yang sedang berkomunikasi dengan kita. Pemilihan kata atau pesan yang disampaiakn, perlu dipertimbangkan agar orang lain tidak salah dalam memahaminya. Selain itu kita juga perlu menganalisis terlebih dahulu sebelum menyimpulkan, apa maksud dari pesan yang kita terima. Mari saling menjaga. Selamat berlebaran, Minal Aidin Wal Faizdin, mohon maaf lahir dan batin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bijak dalam bermedsos itu juga penting
Betul sekali bu
bijak dan cerdas bersosialisasi....
Sesuai bu..tks
Sesuai bu..tks
Sesuai bu..tks
Sesuai bu..tks
Sesuai bu..tks
Sesuai bu..tks
Mantapp......
Terimakasih bu
mantap bun
Makasih bun, sukses ya
Mantap.. Teruslah menulis!
Terimakasih Pak, Inshaa Allah