Harnieti

HARNIETI, M. Pd, lahir 6 Agustus 1973 di Pilubang Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Ia menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMEAN Payakumbuh...

Selengkapnya
Navigasi Web
SEBUAH PENGKHIANATAN (Part ke-35)

SEBUAH PENGKHIANATAN (Part ke-35)

SEBUAH PENGKHIANATAN

Part ke-35

Pov. Putri

Sekitar lima belas menit aku sampai di rumah, terdengar Mas Rian memarkir mobilnya. Rupanya ia juga langsung pulang setelah kupergoki sedang menuju rumah wanita itu. Terdengar langkah kakinya menuju kamar, dimana aku masih menangis karenanya.

“Maafkan aku”, katanya sambil memegang bahuku. Langsung kutepis tangannya dengan kasar karena amarahku yang semakin memuncak.

“Siapa dia Mas, teganya kamu mengkhianatiku. Inikah caramu selama ini membohongiku dengan alasan urusan kantor, padahal kamu menemui wanita itu. Jujur kamu Mas”, kataku masih berteriak.

“Iya, aku akan jujur, tetapi kamu tenang dulu”, kata Mas Rian berusaha menenangkanku.

“Namanya Halena, ia sektretaris baru di kantor kita. Aku mohon maaf sama kamu, terus terang sejak mengenal Halena, aku jatuh cinta padanya. Begitu juga sebaliknya, sehingga dua minggu yang lalu kami menikah”. Tutur Mas Rian panjang lebar, yang terasa bagai bara api membakar dadaku. Aku berteriak histeris sambil memukuli tubuh laki-laki yang telah mengkhianatiku itu. Aku betul-betul marah padanya.

“Ceraikan aku Mas, aku tidak sudi kamu duakan seperti ini”, ucapku dengan air mata yang semakin deras.

“Tidak adakah cara lain, selain bercerai? Ingat kamu sedang hamil anak kita”, ujar Mas Rian membujukku.

“Setelah anak ini lahir aku akan mengurus perceraian kita Mas, dan besok aku akan pulang ke Indonesia. Aku tidak sudi hidup bersama laki-laki pengkhianat seperti kamu”, bentakku masih dengan amarah yang belum reda.

Lalu aku bangkit dan mengambil gawaiku yang terletak di atas nakas. Aku keluar dari kamar itu dan langsung menelepon Pak Gunawan. Aku menceritakan tentang kejadian yang kualami di sini. Ia terkejut dan tidak menyangka dengan apa yang barusan didengarnya.

“Setahu saya Pak Rian itu orang yang baik dan bertanggungjawab”, ucap Pak Gunawan tidak menyangka.

“Saya juga tidak menyangka ia akan setega itu sama saya Pak, apalagi saat ini saya sedang hamil dan sebentar lagi akan melahirkan. Saya tidak sanggup lagi di sini bersamanya, saya ingin pulang besok ke Indonesia. Tolong bantu urusan kepulangan saya ini ya Pak, saya mohon!”, ucapku panjang lebar pada Pak Gunawan.

“Baiklah, jika itu menurutmu cara terbaik, saya akan minta bantu pegawai di sana untuk urusan itu, tetapi saya perlu bicara dulu dengan Pak Rian”, kata Pak Gunawan menutup pembicaraan kami.

Setelah itu aku juga menelepon mama tentang kepulanganku besok. Mama terdengar menangis dengan apa yang kuceritakan ini padanya. Mungkin ada rasa sesal di hati mama, karena ialah dulu yang memintaku untuk menikah dengan Mas Rian, walau pun mama tahu aku tidak mencintainya. Tetapi sekarang…disaat aku berkorban segalanya, dan berusaha belajar untuk mencintainya, ia justru membalasnya dengan memberikan luka di hatiku.

Mas Rian masih berusaha membujukku, agar tidak pulang ke Indonesia. Bahkan ia berjanji akan meninggalkan Halena, tetapi aku terlanjur sakit hati dan tidak mau lagi percaya padanya. Sekali seseorang berkhianat, ia akan terus mengulangnya suatu saat nanti. Aku tidak mau terus menerus hidup dalam bayang-bayang wanita lain dalam kehidupan rumahtanggaku. Tekadku sudah bulat, aku harus kembali ke Indonesia secepatnya. Adeyla tampak sangat terkejut dengan keputusanku yang tiba-tiba. Tapi ia tetap membantuku untuk mempersiapkan barang-barang yang akan kubawa besok.

Malam itu mataku betul-betul tidak bisa tidur sedetik pun. Pikiranku benar-benar buntu. Hatiku betul-betul hancur, pernikahanku harus berakhir dengan cara seperti ini. Aku ingin malam ini cepat berlalu, dan berganti dengan pagi hari. Dimana aku akan meninggalkan negara yang telah meninggalkan luka hati yang tak terkira.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga bukan cerita sesungguhnya, hanya imajiner. Salam

18 May
Balas

Hanya imajinasi bu..hehehe...,Salam kembali

18 May

Semoga ya Pak, terimakasih

18 May
Balas

Semoga ya Pak, terimakasih

18 May
Balas

Semoga ya Pak, terimakasih

18 May
Balas

tetap semangat menulisnya ya ....

18 May
Balas



search

New Post