Hartini

Hartini adalah seorang guru IPA di SMPN 1 Cigombong, Kabupaten Bogor...

Selengkapnya
Navigasi Web
MERANGKUL LANGIT 3 (80)

MERANGKUL LANGIT 3 (80)

Anita Maryani

Matanya sendu menatap jendela kamar. Hujan lebat di luar seolah-olah mewakili perasaannya saat itu. Kecewa, sedih, marah berkecamuk dalam hatinya. Tapi pada siapa harus dilampiaskan semua perasaan itu? Pada nasib? Pada takdir? Mengapa dia dilahirkan di keluarga yang kurang beruntung?

Anita mengenal Dido sewaktu di SMA. Anita yang memiliki paras cantik dengan kulit putih bersih, banyak disukai oleh banyak laki-laki di sekolahnya. Mulai dari anak pejabat, sampai dengan anak tukang jual gorengan di sekolahnya. Mulai dari yang tukang gombal, sampai yang bicaranya gagap bila bertemu dengannya.

Dari sekian banyak penggemarnya tersebut, Anita memilih seorang laki-laki, kakak kelasnya yang selalu mengirimkan puisi padanya. Karya puisinya yang sederhana, jauh dari kesan gombal. Yang lebih menyenangkan, dia selalu mengikat lembaran puisi tersebut dengan sebatang coklat dan diselipkan dalam tasnya. Namanya Dido, tampangnya lumayan. Perhatiannya melelehkan hatinya saat itu. Mereka menjadi semakin dekat ketika Dido kelas 12 dan Anita kelas 11.

Perhatian Dido memang tulus, dia selalu mengantar jemput Anita menggunakan motor Ninja yang dibawanya ke sekolah. Itu pula yang membuat Bapaknya menyetujui hubungannya dengan Dido. Selain sopan, Dido mampu mengambil hati kedua orang tuanya. Terkadang Dido membawakan beberapa baju untuk adik-adiknya. Baju itu berasal dari toko yang dijaga Pak Subhan, Ayahnya.

Setelah lulus dari SMA, Dido melanjutkan kuliah di perguruan tinggi di Jakarta. Sedangkan Anita, karena keterbatasan ekonomi hanya kursus menjahit di dekat rumahnya. Kedekatan Dido dengan keluarganya membuatnya yakin, bahwa Dido serius dengannya. Dia mau menerima keluarganya yang memiliki keterbatasan masalah pendidikan maupun ekonomi. Walaupun jarak memisahkan, Anita percaya pada Dido. Hatinya sudah tertutup untuk laki-laki lain. Selain itu, Dido selalu menyempatkan diri untuk mampir ke rumahnya bila kebetulan dia pulang ke Tasikmalaya.

Dua tahun setelah Dido di Jakarta, ayahnya meninggal karena serangan jantung. Mulailah babak baru dari kehidupan Dido yang tadinya berkecukupan, menjadi tulang punggung keluarga. Perhatiannya mulai berkurang terhadap Anita. Banyak yang harus dikerjakan dan dipikirkan olehnya. Ibunya yang sakit-sakitan dan kedua adik kembarnya yang masih membutuhkan biaya. Semua itu mengalihkan sebagian perhatiannya. Dia menjadi semakin jarang mendatangi rumahnya. Jarang mudik ke kampung halamannya. Bahkan kuliahnya pun terpaksa berhenti agar bisa fokus mencari nafkah bagi ibu dan kedua adiknya.

Anita mengerti akan keadaan Dido. Masalahnya, terletak pada orang tuanya. Anita pun mengerti dengan perasaan orang tuanya. Memiliki anak perempuan cantik yang sudah berusia 25 tahun. Untuk ukuran kampung, usia segitu bisa diberikan julukan ‘perawan tua’. Apalagi Anita tidak memiliki aktifitas ke luar rumah, hanya membantu ibunya membuat gorengan untuk dijual di depan rumahnya.

Sebenarnya ada beberapa laki-laki mapan yang sudah mendatangi bapaknya, untuk meminang Anita. Tapi Anita selalu menolak, hatinya telah tertambat pada Dido. Hingga suatu hari, datang sahabat bapak dari Jakarta. Dilihat dari penampilannya, sepertinya Pak Sabil, demikian nama sahabat Bapaknya orang sukses. Mobilnya yang berwarna merah mengkilap dan di parkir depan rumah menarik perhatian para tetangganya. Pak Sabil datang bersama anaknya, Beni yang baru lulus S2 di luar negeri. Usianya sudah 30 tahun, tapi belum memiliki pendamping hidup. Terjadilah kesepakatan di antara kedua laki-laki tersebut, untuk mempersatukan anak-anaknya ke pelaminan.

(BERSAMBUNG)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bikin penasaran..

09 Apr
Balas

Terima kasih, Bu Edit....

09 Apr

Waduh kasian amat klo Dido datang gmn nanti yaBu Hartini?

10 Apr
Balas

Iya, kasihan Dido...

10 Apr

Keren

09 Apr
Balas

Terima kasih, Pak...

10 Apr

Lanjuuuut...

09 Apr
Balas

siiiiap....

10 Apr



search

New Post