Hartini

Hartini adalah seorang guru IPA di SMPN 1 Cigombong, Kabupaten Bogor...

Selengkapnya
Navigasi Web
MERANGKUL LANGIT 4 (86)

MERANGKUL LANGIT 4 (86)

ASMARINI dan ASMARINA

Sebagai anak perempuan kembar dari pasangan Pak Subhan dan Bu Maryati membuat kehidupan mereka penuh kebahagiaan. Limpahan kasih sayang dari orang tuanya selalu mengalir, bak air sungai yang tidak pernah kering. Semua yang dibutuhkan mereka terpenuhi. Tetapi walaupun demikian, Rina dan Rini tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan rajin. Sebagai anak yang lahir dari keluarga yang berkecukupan, tidak membuat mereka menjadi malas. Pembagian tugas dalam membereskan rumah menjadi kesepakatan keduanya.

Selain orang tua, Rina dan Rini memiliki kakak semata wayang yang luar biasa baik dan perhatian pada mereka. Kak Dido selalu memanjakan mereka. Mereka tahu kalau Kak Dido memiliki kekasih bernama Anita. Kak Anita pernah beberapa kali diajak kak Dido ke rumahnya untuk diperkenalkan pada ayah dan ibunya. Menurut mereka kak Anita itu cantik dan baik. Kulitnya yang putih bersih, membuatnya cocok mengenakan pakaian warna apapun. Rambutnya hitam sepinggang, tebal, dan bergelombang halus. Rina pernah menggoda Kak Dido untuk menjaga Kak Anita, kalau tidak mau diambil orang lain, he he...

Kedekatan Rina, Rini, dan Anita tidak berhenti meskipun Dido sudah kuliah di Jakarta. Anita sekali-kali datang ke rumah Dido untuk menemui kedua adiknya, untuk sekedar membawa kue-kue yang dibuatnya, atau mengajak mereka menonton bila ada film yang bagus di bioskop. Anita sudah dianggap kakak oleh mereka.

Setelah kepergian ayah mereka, Kak Dido menjadi jarang pulang. Walaupun bekerja di toko pamannya, Dido selalu bekerja keras dalam menjalaninya. Waktu luangnya digunakan untuk menulis novel. Kak Dido memang jago menulis dari dulu. Tulisannya sering dimuat di majalah atau surat kabar lokal. Biasanya Rina dan Rini selalu diajak oleh kak Dido jalan-jalan untuk membeli buku yang mereka inginkan dari hasil honor tulisan yang dimuat.

Setelah Kak Dido berhenti kuliah, dia mulai memutuskan serius ke dunia menulis. Menjadi seorang novelis adalah impiannya sejak dulu. Kesibukan tugas kuliah lah yang dahulu membatasi waktunya dalam menulis. Berbekal sebuah lap top pemberian ayahnya dulu, Kak Dido mulai meluangkan waktunya merangkai kata demi kata. Menurut kak Dido hanya itulah kemampuannya yang bisa menghasilkan uang tambahan.

Rina dan Rini sebenarnya tidak mau memasuki bangku kuliah. Mereka takut membebani Kak Dido. Ditambah ibunya yang sakit-sakitan, beban Kak Dido semakin berat. Kak Dido seharusnya mulai memikirkan masa depannya, mengingat usianya. Tapi kak Dido memaksa mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kak Dido mengatakan sayang kalau kecerdasan yang mereka miliki tidak dipergunakan. Kak Dido ingin mereka meraih cita-cita setinggi mungkin, agar bisa hidup lebih layak. Rina dan Rini bertekad untuk tidak mengecewakan kakaknya. Lulus dengan nilai sebaik-baiknya dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Rina dan Rini merasa hubungan Kak Dido dan Kak Anita sudah tidak sedekat dulu lagi. Untuk menanyakan pada keduanya, sepertinya tidak mungkin. Kak anita sekarang pun sudah jarang mendatangi rumah mereka. Kabar burung mengatakan, kalau kak Anita akan dipinang olek laki-laki lain yang sudah mapan. Rina dan Rini berharap hal itu tidak terjadi. Kasihan kak Dido...

(BERSAMBUNG)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post