Hartini

Hartini adalah seorang guru IPA di SMPN 1 Cigombong, Kabupaten Bogor...

Selengkapnya
Navigasi Web
TERKENANG WUHAN, HUBEI (77)

TERKENANG WUHAN, HUBEI (77)

“Minggu depan, aku akan berangkat ke Wuhan.”

“Wuhan? Dimana itu?”

Begitulah percakapanku dengan seorang teman tujuh tahun yang lalu. Wuhan sepertinya kota yang tidak dikenal banyak orang saat itu. Berbeda dengan kondisinya sekarang. Semua orang mengenal Kota Wuhan. Di pencarian google, Kota Wuhan menjadi laman yang banyak dicari. Orang ingin mengetahui keadaan kota tersebut akibat dampak Covid-19. Kota yang berlokasi di Provinsi Hubei tersebut dikenal karena di tempat tersebut pertama kali ditemukan pasien Covid-19.

Tujuh tahun yang lalu, tepatnya November 2013, bersama dengan rombongan Pasca Sarjana Universitas Pakuan, kami mengunjungi Central China Normal University yang berlokasi di Wuhan Hubei, China. Tujuan perjalanan kami selama kurang lebih seminggu adalah untuk study banding. Kebetulan perguruan tinggi yang kami kunjungi adalah perguruan tinggi yang mencetak para guru. Mahasiswa yang belajar di situpun beragam, mereka berasal dari seluruh penjuru dunia, termasuk dari Indonesia. Wuhan memang disebut sebagai Kota Pelajar, karena banyak perguruan tinggi yang berada di kota tersebut.

Panorama musim gugur mewarnai perjalanan kami saat itu. Warna daun dari pepohonan yang berubah menjadi kuning siap untuk menggugurkan diri menjadi pesona tersendiri saat itu. Beberapa pohon di antaranya malah sudah gundul. Suhu udara saat itu sekitar 13°C. Perjalanan kami selain ke Central China Normal University, juga mengunjungi beberapa sekolah di sana. Mayoritas sekolah di sana menggunakan sistem Boarding School atau sekolah berasrama. Jadi hampir tidak pernah kami melihat anak-anak sekolah di sepanjang jalan. Semua sekolah di sana merupakan sekolah yang dikelola negara, tidak ada sama sekali sekolah swasta.

Selain Kota Wuhan, kami mengunjungi Kota Beijing. Berbeda denganWuhan, kota ini sudah dikenal sebelumnya karena merupakan ibu kota negara. Di kota ini suhu udara lebih rendah dibanding Wuhan, berkisar antara 0-7°C. Tempat-tempat yang kami kunjungi adalah Kedutaan Besar RI, pusat-pusat kebudayaan, dan tak lupa situs keajaiban dunia, Great Wall atau Tembok Cina.

Selama di sana, tidak sulit menemukan tempat ibadah. Kami sholat di beberapa masjid di Beijing. Di beberapa tempat wisata pun tersedia pula tempat sholat, termasuk di Great Wall. Tempat-tempat makan di sana selalu menunjukkan makanan halal pada kami. Mereka mengenal kami sebagai muslim, karena mayoritas dari rombongan kami menggunakan hijab.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

kota kenangan...

06 Apr
Balas

Betul Pak... Terima kasih atas kunjungannya.

06 Apr

Wow, a great experience..

06 Apr
Balas

He he... thank you, sista....

06 Apr

Wah ada kenang kenangan dari Wuhan ya. Seluruh dunia familiar dengan nama itu

11 Apr
Balas

Betul Bu... kota Wuhan sekarang terkenal... karena covid...

12 Apr

Kenangan tujuh tahun yang lalu ya Bu.

07 Apr
Balas

betul Bu....

10 Apr



search

New Post