Rapuh
Oleh : Hartutik
Kabut malam menyibak duka
Dalam penantian hati yang kian hampa
Kucoba menatap rembulan yang sedang bersinar
Menerangi hatiku yang kian rapuh
Derita hati dan tangis rindu meraung di kehampaan malam
Menghiba mengharap setitik kasih
Jember,612021
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Bunda lanjut salam literasi dan sukses
Makasih bunda kunjungannya..salam literasi
Dalam sekali maknanya Bu. Keren puisinya.. Sukses Bu
Makasih dinda kunjungannya
indah nian duchh puisi rapuhnya ya....tetap semangat meskipun rindu membiru dan membeku....keren pol...sukses sll nggih.
Makasih bunsay kunjungannya..sukses juga buat bunsay..salam SKSS
Wahhh puisinya pendek tapi maknanya dalam sekali Bu Hartutik..semoga sehat dan bahagia. Salam kenal dan salam literasi Bu.
Makasih pak Gun kunjungannya..salam kenal kembali. Sehat dan sukses juga buat pak Gun. Salam SKSS