Sebagai prajurit tentu mematuhi perintah komandannya. Hal itu berlaku di kesatuan mana pun termasuk di Satuan Pendidikan. Satuan yang dikomandani oleh menteri pendidikan dan kebudayaan.

Belakangan ini sedang santer -santernya dibicarakan tentang rencana persiapan pembelajaran ( RPP) yang hanya satu lembar. Gagasan ini berasal dari mendikbud yang dilegalkan melalui surat edaran no 14 tajun 2019. Hal ini tentu saja membuat gaduh di lingkungan dunia pendidikan terutàma tenaga pendidik. Betapa tidak. ŔPP adalah cangkulnya tenaga pendidik.

Mulailah bermunculan tanggapan dan opini tentang jumlah lembaran RPP. Mungkinkah cuma satu lembar? Pada umumnya para tenaga pendidik juga merasa heran. Masak iya cuma satu lembar? Kalau ada gàmbar? Atau teks cerita ? Tidak mungkin cuma satu lembarkan?

Sebenarnya hal itu tidak perlu diributkan karena kalau kita membaca surat edaran itu secara keseluruhan maka akan dapat kita ketahui bahwa tidak ada aturan tertentu jumlah lembaran dalam RPP. Tidak ada bentuk pembakuan dalam menyusun RPP. Begitupun pengembangannya diserahkan pada tenaga pendidik sepenuhnya. Mengapa? Karena yang mengetahui kemampuan peserta didik adalah tenaga pendidik itu sendiri.

Hal yang wajib ada dalam RPP adalah tujuan pembelajaran , langkah- langkah pembelajaran, dan pènilaian hasil pembelajaran. Kità dimerdekakan untuk melengkapi RPP kita sesuai yang kita inginkan sesuai dengan keperluan dalam pengèmbangan pembelajaran. Mari kita memerdekakan sistem pembelajaran kita mulai dari sekarang. Demi prestasi dan kompetensi peserta didik kita.