Khasanah RCL

Dosen Universitas Islam As--Syafi'iyah Jakarta dan Owner dan Pengelola Prescool, Daycare dan Rumah Quran Rumah Ceria Indonesia fb: Hasanh Razali IG:@ daycare,...

Selengkapnya
Navigasi Web

CORONA 'OBAT SAKIT HATI'

#TantaganGurusiana 30 hari. Hari Ke-1

Banyak nya barisan orang yang sakit hati kini, namun terkadang tidak ada yang mampu ngobatin. Ia akan menjadi wabah penyakit yang akan merusak lingkungan sekeliling dimana si sakit hati itu berada. Oura orang sakit hati pasti tidak enak, dari cara menatap sampai cara menyentuh, semua nya ketus bukan? Karena secara fisiologis akan terpengaruh semua nya rasa sakit yang awalnya hanya diderita oleh hati.

Seseorang yang sakit hati terkadang matanya memerah jika marah, atau sebaliknya berlinangan air mata jika terlalu luka, bicara terlalu keras/kasar atau diam membisu (depresi). Ah.. Pokok nya semua nya itu sangat tidak nyaman tentu nya buat yang lain, merusak suasana yang ada pastinya.

Bayangkan satu org sakit hati yang memancarkan oura negatif begitu, masuk ke suatu kelompok tertentu, saya kira sangat merusak suasana orang lain.Tiba tiba si sakit hati berteriak enggak karuan, mengumpat, menghina.

Liat saja suasana Jakarta yang penuh sesak dengan deretan orang sakit, sopir yang tidak sabaran dengan indahnya jejeran mobil kemacetan, anak muda yang balapan dikejar polisi, tawuran pelajar yang buat heboh jalanan.. Pasti buat kita urut dada.

Suasana hati kalau begitu begitu, sangat penting dalam kesendirian dan keramaian kita. Bagaimana membuat suasana hati ini agar jangan sampai sakit, itu namanya ikhtiar hindari penyakit itu. Penyakit kok di hadirkan, apalagi di rawat, bakal jadi berkepanjangan lah, generasi ke genari akan terwariskan.

Antara suku sunda yang lemah lembut sopan santun dalam berbicara, menenangkan dan menghanyutkan itu maka kita tetap haruss hati hati, kenapa? karena terkadang orang aceh kayak saya yang blak blak an rada keras dan agak tinggi irama bicara, akan saya anggap orang sunda itu biasa biasa saja, lagi tak ada masalah begitu, meskipun lagi sakit hati. Hehe saya punya teman Sunda, dan saya tidak tau kapan temanku itu bicara nada tinggi meski lagi kesal begitu. Satu sisi enak juga bukan. Tapi bagi yang merasakan sakit hati maka akan merana karena lawan bicara ya enggak mau tau menau hal itu. Karena itu menurut saya lebih baik ekspresif saja jadi orang, jangan memendam sesuatu karena akan merusak suasana hati sendiri. Sehingga terkadang bisa bete, ngawur dsb.namun sebagai orang terdidik, ungkapkan dengan sopan dan penuh hormat pada yang lain, demikain juga dengan saya sebagai yang biasa blak blak an ini, hehe..

Bagi yang lagi sakit hati dan suka blak blak an, juga hati hati lho, setiap kata yang telah dikeluarkan itu tak akan bisa ditarik lagi manakala menyakiti hati orang lain, kecuali si penderita memaafkan atau minta maaf pada si penderita korban dari kata kata kasar dan makian kita. Nah bayangkan jika yang kita sakiti itu tidak mau memaafkan dan juga ada yang sudah jauh meninggalkan kita...tentu perasaan bersalah selalu menghinggapi pihak yang menyakiti..ingat “mulutmu Harimau mu”

Kalau begitu mana lebih baik diam atau bicara jika lagi sakit hati? Kalau Islam pilihan nya ya “Falyaqul khairan awliyasmut” , yaitu berkata baik atau diam. Pilihannya juga sangat bergantung sifat tertutup ( introfet) atau terbuka ( ekstrofet) nya seseorang.

Terlepas dari sifat dan terbuka ini jelas Rasulullah sangat perhatian pada masalah hati ini, beliau mengatakan bahwa hati ini adalah raja pengendali semua aktifitas diri manusia. Ingat hadist tentang hati, yaitu “Di dalam tubuh manusia ada segumpal darah, jika darah itu baik maka baiklah semua anggota tubuh yang lainnya, jika dia rusak maka rusaklah semua anggota tubuh yg lainnya. kemudian bartanya: Tau kah itu apa kata Rasul? Dia adalah hati”. Atau hadist tentang kotor nya hati, ketika kita melakukan suatu perbuatan maksiat maka akan ada satu titik noktah hitam di hati, makin banyak dosa maka makin menutupi hati dengan hitam nya titik itu. Bayangkan jika tak pernah di bersihkan hati itu, atau bahasa saya di atas dipelihara rasa sakit hati itu. Maka akan buas lah manusia dalam hidup ini tanpa arah. Karena cahaya kebenaran sudah tidak masuk lagi. Sudah tidak ada pegangan hidup dari nur ilahi. Kalau bahasanya Alquran yaitu “telah Allah kunci hati mereka” seperti yang Allah jelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqorah ayat : 7. Wah ternyata hati itu bisa dibuka dan ditutup juga ya, Hehe...Allah Yang pegang pula kuncinya. Ya, Ada kuncinya dan ada warnanya hitam atau memutih kembali.

Nah inilah dia bulan Ramadhan yang lalu, si pembersihan hati, bulan memohon untuk di buka kan kembali hati kita pada Allah. Bulan bermunajat cinta pada Allah yang dalam ayat dikatakan wabil asharihum yastagfirun ( diwaktu sahur memohon ampun lah pada Allah), artinya Allah membuka diri untuk menerima pembersihan hati orang orang yang tersakiti hati tadi dan terlanjur salah dalam merespon sakit hatinya. Sebutlah pendosa yang telah hitamkan hati mereka sendiri sehingga tak tau arah melangkah.

Istimewa sekali Ramadhan yang baru saja kita lalui, dimana kita diminta untuk bersihkan hati di rumah kita sendiri, tak perlu dalam keramaian, sehingga tak ada perasaan sakit hati itu , karena ulah orang lain, katakan lah teman di kantor yang sering ngeselin, naik bis kota yg berdesakan, berebutan naik kereta api.. Jauh dari suasana itu di Ramadhan kali ini tahun 2020, virus Corona yang unik ini, membawa pengaruh sampai dengan tata cara berkumpul dengan yang lain pun di atur. Nah kalau begitu harusnya deratan sakit hati itu sudah berkurang, bahkan hilang. Nah kalau begitu tinggal bagaimana cara kita mengendalikan sakit hati karena faktor diri sendiri saja dong. Sakit hati karena bosan, boring, mager, dll.

Faktor internal diri, kemampuan menajemen diri atau mengelola diri saja yang bermasalah. Cara pandang, mainset yang salah, persepsi yang salah itu adalah faktor penyebab seseorang sakit hati, nah obat nya adalah pandang lah segala sesuatu nya dengan positif maka tak akan ada sisa ruang sakit hati itu. Sehingga kita tak perlu cari obat nya. Enak bukan?

Bagaimana jika kita melihat orang yang sakit hati yang mejemukan itu? Biasa nya kalau orang yang ada kepentingan dengan orang tersebut, maka akan tetap bersama nya meskipun suasana tak enak, contoh atasan nya, bagaimana ia akan menghindari?

Nah karena itu perlu kiat praktis berinteraksi dengan orang yang sedang sakit hati, jika anda bisa mengobati nya ya silahkan kasih obat nya Hehe, jika tidak maka aturlah jarak kita dengan dia, karena bisa jebol pertahanan diri kita jika tak kuat, walhasil kita juga akan menjadi pemarah, atau penghina akibat interaksi terus menerus. Kurangi porsi pertemuan. Nah inilah dia corona bawa hikmah, tak ada interaksi langsung melainkan via zoom Meeting saja, atau Google meeting, skye dll

Trimakasih Ya Allah Engkau hadirkan Musibah yang bawa banyak hikmah ini, diam sejenak di rumah sebagai terapi obat sakit hati yang sudah penuh sesak di dunia ini, hanya Engkau Ya Allah yang mampu menyerap kembali energi negatif yang sudah menyesakkan dada penduduk bumi ini.

Terimakasih juga Ya Allah Engkau hadirkan Ramadhan ini ketika kami harus di rumah saja, sehingga kami bisa khusyuk larut dalam kesendirian kami di rumah kami, namun Engkau lipat gandakan pahala ini karena kualitas dan kuantitas ibadah kami meningkat. Jumlah raka'at sholat sunnah bertambah, kekhusyukan kami meningkat, sehingga tak ada ruang lagi untuk sakit hati dengan siapapun sekarang, obat telah kau hadirkan kepada kami semua yang merindukan kebersihan hati.

Syawal telah berlalu dan kami juga sudah melaksanakan 6 hari puasa sunnah Syawalan yang menyempurnakan setahun pahala berpuasa kami, tentu harusnya kami telah mampu menhadirkan sendiri obat sakit hati itu, namun kami tetap tak mampu kendalikan diri ini, tanpa pendampingan dari diri-Mu yang Kuasa mengendalikan hati.

Jakarta,

01-07-2020

Dr. Khasanah RCL, M.Pd

Fb: Hasanah Razali

Ig : daycare.rumahceria

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat, BuPandemi guru terbaik

02 Jul
Balas

semangat menulis dan berkarya ya bu dosen

01 Jul
Balas

Meskipun pandemi silaturrahmi tetep terjalin. Jaga jarak sudah pasti.

01 Jul
Balas

benar, corona tapi terus jaga hati ya bapak ibu

03 Jul
Balas

Siip bunda

03 Jul
Balas



search

New Post