Seorang santri klotokan bertahun-tahun sudah sangat menyatu dengan kehidupan pesantrennya. Sebuah Pesantren tradisional yang berada di sudut pedesaan yang jauh dari keramaian hiruk pikuknya perkotaan. Setiap pagi sang santri selepas shalat berjemaah subuh selalu menyempatkan diri membantu sang Kyai sekedar menimba "Barakah" kepadanya. Ia bersihkan (menyapu) halaman rumah sang Kyai, membantu mengisi kolam yang ada di belakang rumahnya, menggiring domba-dombanya ke kebuh di belakang mushalla, memetik daun-daun lamtoro, daun nangka, daun kedondong untuk santapan domba. Ini semua dilakukannya bertahun-tahun dengan penuh rasa keikhlasan, dan keistiqomahannnya.

Suatu hari, terbetiklah ia dalam pikirannya ingin bertanya kepada sang Kyai. Dengan menumpuk bekal kekuatan mental, keberanian, dengan bekal bismilah ia uluk salam ke Kyainya."Assalaamu'alaikum" Pak. Kyai, saya ingin mengajukan pertanyaan yang sekian lama saya pendam. Ayo utarakan ujar sang Kyai. " Begini pak Kyai, saya hanya ingin menjadi orang yang bermanfaat dunia akhirat, bagaimana caranya Pak,Kyai ????? Dengan senyum pak. Kyai menjawab, "Coba kamu lihat tuh Pohon di sekitarmu. Pohon itu, lanjutnya, " Tumbuh rindang, berbuah, berbunga, siapapun yang memanfaatkan pohon itu, ia pasrah.... tak ada diskriminatif pada siapa pun, baik pada orang yang menyiraminya atau pun yang gak pernah merawatnya. Bukan hanya itu , pohon itu dengan ikhlasnya memberikan asupan oksigen penting bagi kelangsungan hidup manusia setiap detk. Bukan hanya itu, Buahnya bisa mendatangkan energi positif pada kehidupan manusia, rantingnya untuk memasak, batangnya untuk tiang rumah, dan lain-lainnya.

Rasulullah bersabda," Khairun Naasi anfa'uhum Lin Naas", sebaik-baik manusia adalah manusia yang selalu mendatangkan manfaat bagi orang lain. Sang Kyai melanjutkan nasihatnya, "bersyukurlah anakku (santri), kau sudah setiap saat mendatangkan manfaat banyak pada orang lain, ini belum tentu dilakukan oleh orang lain. Berbuatlah dengan apa yang kamu bisa, "Dengan harta, dengan tenaga, dengan pikiran, dengan do'a, kalau tidak bisa "DIAM". dan yang terakhir ini, kata Rasulullah, min adh'afil Iiman.

yuk kita berlomba menuju titik "Kemanfaatan"... Fas Tabiqul Khairaat", Semoga.