Semua anak manusia pastinya punya cita-cita dan angan-angan untuk mada depannya. Ada yang berkeinginan menjadi Prof., DR, Rektor, Menteri, Anggotan Dewan, Pengusaha sukses, Artis, Kiyai, ada pula yang hanya ingin menjadi Penulis.

Semua angan itu tidaklah serta merta datang begitu saja, perlu pengurbanan dan perjuang, usaha dan do'a, ora et labora, "Iyyakana'budu Waiyyaka Nasta'ien" Al Insaanu bid Tafkiir Wallahu bid Tafbiir. Demikian idiom agama menegaskan. Manusia hanya cukup berusaha, berjuang, bekerja, sementara keputusan final tetap di Tangan Sang Penguasa Alam " Allah 'Azza Wajalla ".

Pencapaian sebuah cita-cita itu tidak mutlak karena usaha ansich, namun masih perlu dodorong dengan penyerahan diri kepada Allah SWT. Memperbanyak bermunajat kepadaNya, tak kenal siang dan malam, tak kenal lelah, lapar, semuanya harus kita lalui dengan sarat keikhlasan yang mumpuni. Tidak sedikit manusia mencapai kesuksesan dengan cita-citanya, akan tetapi tidak melahirkan kemanfaatan bagi orang sekitarnya, kesuksesannya hanya dinikmati oleh dirinya sendiri, keluarganya. Inilah yang dinamai "Kesuksesan Semu".

Alhamdulillah, walaupun dengan penuh lika-liku perjuangan hidip yang sangat pahit dirasakan, akhirnya aku juga sampai pada cita-cita yang bertahun-tahun kuperjuangkan, seorang istri yang shalihah, anak-anak yang shalih dan telah mencapai jenjang pendidikan S2, cucu-cucu yang lucu yang kelak diproyeksikan menjadi "Kurrata 'A'yun", rumah mungil, kendaraan Rush hitam mitalik, dan yang paling tetindah adalah kami telah beberapa kali umraj, dan tahun ini kami sudah melunasi ONH sebagai dhuyufur Rahmah. "Fabiayyi alaa irobbikumaa tukadzibaan. Alhamdulilkah kami bersyukur dengan semua ini.