Haslidar

Tinggal di kota Padang Sumatera Barat, saat ini berstatus sebagai guru PAI pada SD Negeri 30 Cengkeh Kota Padang Sumatera Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sahur Pertama

Sahur Pertama

Andini terbangun dari tidur nyenyaknya. Weker di meja samping pembaringannya menunjukkan pukul 03.30 WIB. Agak tersentak Andini segera bangkit. Dia segera ingat hari ini adalah sahur pertama. Andini menunaikan shalat sunah baru setelah itu dia menyiapkan makanan untuk sahur. Satu persatu dia bangunkan putranya yang masih tidur nyenyak. Alhamdulillah ... semuanya bisa bangun dengan mudah. Hanya putra sulungnya yang agak lambat, rupanya dia bersikukuh untuk melambatkan makan sahur. Tapi lima belas menit menjelang imsak dengan kesadarannya sendiri dia bangun dan makan sahur. Beda dengan putranya yang ketiga. Dia malah meminta agak dicepatkan bangun. Agar dia bisa menikmati berbagai jenis cemilan menjelang imsak.

Sirine tanda imsak berkumandang dari masjid samping rumah. Segera Andini mengomandokan putra-putranya yang masih ngemil untuk segera menghentikan kegiatan makan. Dan pada waktu azan Subuh berkumandang semua putranya telah sampai di masjid untuk shalat Subuh berjama'ah.

Sekembalinya dari shalat di masjid Arini bertadarus alquran, tak lama kemudian dia merasakan matanya mulai berat dan akhirnya tertidur. Arini terbangun mendengar suara teman-teman sepermainannya waktu sekolah dulu memanggil di halaman depan. Arini agak heran dan bergumam "lho...kok mereka ada disini ?". Tapi Arini tetap melangkah keluar rumah. Arini semakin heran karena tiba-tiba dia sudah berada diberanda rumahnya dan rumah ini adalah rumah orang tuanya. "Apakah aku ini mimpi?" pikir Arini. Arini segera mencubit tangannya sendiri terasa sakit. "Berarti ini benar di kampung" kata Arini lagi.

Segera Arini temui teman-temannya. Mereka mengajak Arini jalan pagi keliling kampung. "Yok Rin...kita jalan-jalan lagi seperti dulu" ajak Inaya. Arini masih diliputi ragu, tapi tetap dia ikuti teman-teman yang sudah mulai jalan itu. Tujuan mereka adalah pantai. Kampung ini sangat dekat dengan laut. Dari rumah Arini kalau malam sudah mulai hening. Deburan ombak adalah irama yang sangat indah saling bersahutan memecah sunyinya malam.

Mereka bersorak, berlari mengikuti irama ombak. Saling berkejaran dan bahkan Inaya yang iseng menyiramkan pasir pada Naurah yang belum juga turut bermain. Mentari mulai terik, memaksa mereka untuk segera pulang. Mereka tak ingin kelelahan pada puasa pertama ini yang dalam istilah kampungnya disebut "puasa tua".

Sekali lagi Arini bingung, kenapa dia ada di kampung halamannya. Padahal baru saja tadi pagi dia sahur bersama anak-anak dan keluarganya tercinta. Ketika itulah putra bungsunya datang sambil bertanya "bu...boleh nggak main game di laptopnya ibu?" Ee..alaah, rupanya Arini benar-benar mimpi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bu

08 Jun
Balas

Subhanallah mantap Uni Eli...

11 Jun
Balas

keren eli, sukses selalu.....

22 Oct
Balas

Keren Bunda. Salam sukses selalu.

01 Dec
Balas



search

New Post