Hasmaraeni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

IDEALNYA PENDIDIK DI SEKOLAH DASAR

Oleh: Hasmaraeni

Sesuai kondisi real dari pengalaman penulis, sebagai guru yang bertugas di sekolah menengah pertama, menghadapi permasalahan dalam mendidik anak kelas VII. Pada tahun pertama di sekolah menengah, pada umumnya para siswa susah melupakan kebiasaan semasa di Sekolah Dasar (SD), namun ini masih dianggap wajar. Mereka butuh penyesuaian baik cara belajar, bersikap terhadap sesama teman maupun terhadap guru-guru. Bagi mereka yang mendapat bekal yang baik dari SD tidak butuh waktu lama dalam beradaptasi. Sebaliknya, bagi mereka yang bimbingan atau pengajarannya lepas “kurang terkontrol” itulah membutuhkan waktu adaptasi cukup lama. Selain waktu adaptasi yang lama, guru juga kewalahan dalam menghadapi karakter mereka.

Permasalahan tersebut terus berulang setiap tahunnya. Hal ini menjadi perhatian penulis dan berfikir bahwa, idealnya pendidik yang ditempatkan/ditugaskan di SD yaitu orang yang memiliki pengetahuan yang memadai tentang karakteristik perkembangan psikologi anak usia sekolah dasar (6 – 12 tahun). Selain itu, memiliki tanggung jawab tinggi dan mental yang matang untuk membimbing, mendidik dan memperlakukan anak untuk tumbuh kearah positif. Mengingat bahwa di sekolah dasarlah tempat pertama pengenalan pendidikan formal. Dimulai dari mengenal huruf, berhitung hingga mengembangkan akal budi. Penulis beranggapan bahwa bila pendidikan dasar yang diberikan kepada anak tepat sesuai konteksnya maka selanjutnya akan mudah dibentuk di tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Misalnya kemampuan membaca. Ada beberapa siswa yang berhasil tamat SD namun kemampuan membacanya sangat terbatas (masih mengeja).

Sejatinya, di sekolah dasar memiliki peluang untuk menerapkan pembelajaran yang benar karena mengingat kebersamaan guru dengan siswa masih sangat dekat dalam waktu yang panjang (mulai jam pelajaran pertama hingga terakhir). Maksudnya, sejak mereka masuk kelas, hanya didampingi oleh satu orang guru saja yaitu wali kelas kecuali pada jam pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Jasmani. Jadi masih lebih mudah mengenal dan membelajarkan anak.

Penulis berharap, hal ini dapat menjadi bahan pemikiran pihak penentu kebijakan agar pembelajaran dapat berkelanjutan bukan mengulang kembali pelajaran dasar dengan demikian pendidikan dan pengetahuan anak mengalami kemajuan.

#Tagur hari ke-18

#hasmaraLuwu

Beriman, 29 April 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap lett... Terus melatih bakat menulis ta... Sukses selalu lett

05 Jul
Balas



search

New Post