Bassang Semakin Langka
Bassang Semakin Langka
Oleh Hasnani
Zaman sekarang orang lebih cendung mengonsumsi makanan cepat saji. Kalau bukan makanan cepat saji, orang memilih makanan pesan antar. Terutama bagi pekerja yang sibuk bekerja di luar rumah. Bagi mereka makanan seperti itu lebih praktis.
Akibat makin banyaknya pilihan makanan yang lebih praktis diperoleh, makanan tradisional tidak lagi dilirik banyak orang. Terpinggirkan bukan berarti tidak enak. Boleh jadi kurang diminati karena penyajiannya tergolong ribet. Bisa juga karena bahan baku yang susah diperoleh
Salah satu makanan tradisional yang enak menurut penggemarnya adalah Bassang. Bassang salah satu makanan tradisional Sulawaei Selatan.
Bassang merupakan makanan sejenis bubur. Bassang salah satu alterrnatif sarapan pagi. Bassang terbuat dari bahan dasar jagung ketan putih. Umtuk dapat diolah menjadi Bassang, jagung ketan putih melewati proses yang panjang. Jagung harus dipastikan kering sebelum ditumbuk agar kulit arinya mudah lepas. Jagung yang sudah terkupas dari kulit arinya dimasak hingga lunak. Setelah itu barulah ditambahkan santan, gula pasir, dan garam.
Proses membuat Bassang yang ribet itulah salah satu pnyebab langkanya Bassang.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pasti nikmat ini bassang, kapan ya bisa mencicipi, ulasan keren bu Hasnani, salam kenal, salam follow
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi
Terima kasih. Mohon krisannya (kritik saran) juga buat memperbaiki tulisan berikutnya.
Yang berminat coba nikmati bassang, ayo ke Makassar. Masih tersisa sedikt bassang. Eh... maksud saya kita masih bisa menemukan satu dua pedagang bassang. Tidak sebanyak dulu. Sekitar tahun 80-an sampai 90-an, banyak pagandeng -sebutan untuk pedagang keliling menggunakan sepeda- menjajakan dagangannya,termasuk bassang di pagi hari.
Membayangkan bassang yang sudah langka ..jadi pengen nyoba..Keren ulasannya bu..
Sepertinya sangat nikmat. Keren bunda. Ulasannya sangat informatif. Salam sehat dan sukses selalu