Oleh Hasnani

Semua orang ingin kaya. Memang tidak ada larangan untuk kaya. Yang dilarang, menggunakan segala cara untuk memperoleh kekayaan. Punya harta bayak, sah-sah saja asalkan cara memperolehnya halal. Bahkan orang diperintahkan berusaha mencari rezeki dan dilarang berpangku tangan.

Tetapi keliru orang yang menganggap bahwa harta satu-satunya yang bisa membawa kebahagiaan dan kemuliaan. Keyakinan seperti itu bisa menyebabkab orang mencintai harta secara berlebihan.

Demikian juga, kemiskinan tidaklah menjadi ukuran kehinaan. Juga ridak dapat dijadikan tanda ketidakbahagiaan seseorang. Orang yang tidak kelihatan berharta belum tentu hidupnya menderita.

Dalam menyikapi terkait harta, ada tiga kunci kebahagiaan:

Pertama, berusaha. Seseorang akan merasa bahagia dengan hartanya jika harta tersebut dipeeoleh dari haail usaha halalnya.

Kedua, bersyukur. Berapun rezeki yang diperoleh akan mendatangkan kebahagiaan jika kita mensyukurinya.

Keriga, bersabar. Dalam kehidupan, rezeki ada pasang surutnya. Ada kalanya kita memperoleh rezeki berlimpah, kadang kala sedikit. Ketika kita dalam kesulitan, soal harta, hendaklah kita bersabar. Mengeluh atas kekurangan hanya bisa menambah derita. Kalau tidak bersabar dalam keaulitan bisa menyebabkan orang gemar berutang karena tidak rela hodup miskin.

Kekayaan bukanlah jaminan kemuliaan. Sebaliknya, kemiskinan bukan ukuran kehinaan. Banyak orang kaya yang tidak merasa bahagia. Orang kaya yang bahagia adalah yang pandai bersyukur