Senyum Ibu Nina
Senyum Bu Nina
Oleh Hasnani
Ibu Nina tiba-tiba terdengar bertepuk tangan sambil berseru " Hore.... Hore.... Hore... " Didu anak sulung Bu Nina yang sedang berada di ruang tengah tersentak. Ia merasa ada tidak biasa ibunya lakukan. Didu memiringkan badan sbil menoleh ke belakang untuk memastikan apa yang membuat lbunya girang. Bu Nina yang kala itu sedang menyiapkan sarapan terlihat sangat senang.Sambil mencicipi masakannya senyum Bu Nina kembali mekar.
Saat mengamati tingkah ibunya, Didu melihat TV yang sedang menayangkan berita kalau harga minyak goreng sudah turun. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan satu harga untuk minyak goreng. Harga itu berlaku pada pasar modern seperti supermarket dan minimarket. Sedangkan untuk pasar tradisional akan diberlakukan satu minggu kemudian.
"Rupanya ibuku baru saja mendengar berita terkait turunnya harga minyak goreng. Ternyata itu yang membuatnya sangat gembira. Syukurlah, artinya ibuku masih normal." kata Didu dalam hati sambil tersenyum. Senyum memang bisa menular. Melihat ibunya tersenyum, Didu ketularan tersenyum. Tak ingin ibunya mengetahui kalau ia mengintip, cepat-cepat Didu balik ke posisi semula.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Salam literasi
Keren ibu pentigrafnya. Sukses selalu.
Kok kalimat saya terpotong sebagian?
Terima kasih, teman-teman telah menyemangati saya. Salam literasi.