Jalan desa yang saya lintasi agak sepi. Tidak banyak kendaraan yang lalu lalang. Dari jauh saya melihat korban tergeletak di tengan jalan. Kendaraan yang paling dekat dengan korban adalah mobil yang saya tumpangi. Mobil kami mengarah ke letak korban. Tadinya saya tidak memperhatikan mobil atau motor yang menabrak si korban. Saya mencoba mengingat kendaraan yang menyalip kendaraan kami. Saya yakin kendaraan itulah yang menabraknya. "Sungguh terlalu. Setelah menabrak korbannya, eh main tancap aja." Saya mengumpat setengah berguman. Tidak mau kedengaran dengan penumpang lain.

Mobil yang saya tumpangi semakin bergerak maju. Tampak korban berbulu hitam putih. Saya tidak sanggup melihatnya lebih lama. Sedikit berantakan. Ngeri bercampur jijik membayangkan bagian yang berserakan. Saya palingkan muka sambil merem.

Ketika jarak kami makin dekat, seketika tampak dengan ekor mata saya, kantong gresek kitam berisi beberapa popok bekas pakai berserakan pas didepan mobil kami. Rupanya korban yang saya sangka seekor anjing ternyata sampah yang dibuang di jalan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Kembali keluar ucapan saya "terlalu!" Meskipun tidak ada rumah yang dekat dari tempat membuang sampah, tetapi sangat mengganggu orang yang melintas.