Hasriana

Lahir di Jakarta tanggal 17 Mei 1982. Dari seorang ayah bernama Hamka dan ibu Haji Suriani. Anak kedua dari lima bersaudara. Hamriani, Hasriana, Herlina,...

Selengkapnya
Navigasi Web

Farel Anakku

#Tantangan Guru Hari ke-102#

Dengan semangat, Farel menyiapkan baju futsalnya. Sebab, rencananya ia akan tanding di hari Minggu besok melawan anak gang sebelah. Tapi, rencana itu berubah setelah Ibu datang dengan emosi sebab, baru saja mendapatkan chat WA dari guru, bahwa anaknya belum menyelessaikan tugas. Ibu yang baru saja selesai memasak di dapur, segera menghampiri anaknya.

"Ayo, Nak. Selesaikan dulu tugasmu, ya. Kamu itu anak baik dan rajin, Loh!"

"Tapi, Bu. Nanti kalau sudah selesai. Boleh ya, aku main futsal." pintanya dengan penuh harap.

"Lagian kamu. Kenapa sih tugasnya tidak dikerjakan. Kan biasanya juga tuntas dan selesai tepat waktu."

"Nanti saja Ibu lihat dulu tugasmu kalau sudah selesai dikerjakan baru Ibu pertimbangkan."

"ta,... pi. Bu. Hari ini ada tanding. Tolong dong, Bu. Izinin ya, Bu."

Dengan wajah yang sedikit kesal dan emosi.

"Pokoknya Ibu mau lihat dulu tugasmu. Selesaikan dulu, nanti baru Ibu putuskan."

"Ya,... Ibu mah begitu. Tidak mendukung anaknya untuk berolahraga."

"Loh, kamu kok bicara seperti itu. Harusnya kamu itu bisa bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan sekolah. Bukannya malah malas-malasan seperti ini. Ibu kecewa dengan sikapmu, Nak. Perjuangan hidup seseorang itu dimulai dari usia dini, dimana saat-saat muda seperti ini harus kamu gunakan dengan sebaik-baiknya. Berubahlah, Nak. Ingat masa depanmu!" Ibu mulai menitikkan air matanya dan duduk sambil berdoa dan memohon ampun kepada Allah SWT.

Farel yang melihat Ibunya menangis merasa bersalah dan berdosa, ia pun mendekat dan duduk bersimpuh di depan Ibundanya.

"Bu,..... Ibu.... Maafkan Farel, Bu. Sudah buat Ibu nangis. Maafin ya, Bu." Sambil menunduk.

Ibu mengusap air matanya, dan membelai kepala anaknya.

"Ayahmu sudah meninggal, Nak. Seandainya ada Ayah disamping kita, mungkin Ayah yang akan menasehatimu agar lebih disiplin dan tanggung jawab. Tapi,.. Ayah sudah tidak ada. Dan semua itu menjadi tanggung jawab Ibu. Tolong,.. Nak. Berubahlah, jika kamu sayang Ibu. Jika kamu masih ingin bersama Ibu. Tolong,.. Nak."

Farel pun ikut menangis dan sedih, ia tidak menyangka telah menyakiti hati Ibundanya dan Ibu menjadi sedih. Farel pun teringat pesan Ayahnya untuk selalu patuh dan taat kepada Ibu. Ia kembali meminta maaf atas perkataan dan sikapnya. Ia pun berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post