#Tantangan Guru Hari ke-84#

Pembagian bantuan untuk Ibu-ibu Lansia sedang dilaksanakan di kantor Kelurahan setempat. Beberapa Nenek-nenek yang berusia di atas 60 tahun atau disebut dengan Lanjut Usia (Lansia) sudah bersiap sejak pagi-pagi buta. Padahal pelayanan untuk pengambilan bantuan dimulai jam 9-3 sore.

Satu orang lansia baik itu perempuan atau laki-laki diantar oleh seorang bahkan beberapa orang anggota keluarga lainnya. Jumlah peserta lansia yang mengambil bantuan ada 100 orang dibagi dalam beberapa kelompok jam dan wilayahnya. Berarti ada jumlah sekitar 200-300 orang hadir dalam kegiatan tersebut dalam satu hari ini.

Tibalah giliran Nenek Juminten untuk mengambil bantuan. Ia ditemani oleh cucunya yang berusia 13 tahun dengan menaiki becak. Sedangkan kedua anaknya harus bekerja dan tidak diizinkan libur atau cuti dan izin sebentar saja mengantar ibundanya.

Nenek Juminten yang pendengaran kurang mendengar dengan saksama, merasa percaya diri sudah membawa semua berkas persyaratan pencairan bantuan. Ternyata, saat dimeja pelayan meminta untuk menunjukkan Kartu Keluarga yang asli tertera nama Nenek Juminten. Tapi, Nenek Juminten malah menunjukkan cucunya bahwa dia adalah Kakak dari adiknya.

Pelayan kembali mengulang,

"Bu, bisa tunjukkan KK aslinya"

"Ini, cucu saya Kakaknya dia asli, Mba. Benar, deh!"

Sampai tiga kali berulang.

Akhirnya si pelayan memanggil satpam untuk membawa Nenek Juminten kedalam ruangan khusus agar dijelaskan kembali oleh ketua panitia.

Alhamdulillah, Cucu Nenek baru paham bahwa yang dimaksud adalah Karu Keluarga (KK) bukan Kakak aslinya mana.

Nenek oh Nenek..

Semoga Cucu nya lebih paham begitupun dengan pelayanan bisa memaklumi dan memahami karakter seorang Nenek.