Selamat jalan, Nak!
#Tantangan Guru Hari ke-61#
Andi, Arif, dan Rizky sedang bermain bola di lapangan dekat rumahnya. Saat asyik-asyiknya bermain dan menendang bola. Tiba-tiba saja, Arif memegang bagian kakinya yang sakit.
"Aduh,.. duh,.. sakit,.. Aduh,.. aduh.. Tolong,.. tolong..." Suara Arif mencoba memanggil teman-temannya yang berada agak jauh dari posisinya. Andi dan Rizky sambil menunggu Arif mulai berjalan mendekatinya.
"Rif, lama banget ya, ambil bola doang. Kamu dimana, sih?" Tanya mereka berdua.
Saat mendekat. "Astaghfirullah, Rif. Kamu kenapa, Rif?"
Wajahnya yang pucat dan mulai merasakan demam tinggi. Dalam keadaan panik. Andi dan Rizky segera membopong temannya dan berteriak meminta tolong kepada warga sekitarnya.
"Tolong,. Tolong,.. tolong, Pak. Ibu,.. tolong, Bu. Tolong,.."
Ucap mereka berdua berteriak sejadi-jadinya.
Warga yang mendengar dan melihat kedua anak sedang membopong temannya mencoba mendekat dan membantunya.
"Wah, ada yang tidak beres. Kalian darimana tadi, Nak.?"
"Ka,.. kami main bola di lapangan itu, Pak" samb menunjuk ke arah lapangan.
"Waduh,.. kalian tahu tidak kalau disana itu banyak ulat, Loh!"
"Ka,.. kami tidak tahu, Pak."
"Ya, sudah. Sekarang bapak bawa anak ini ke Puskesmas terdekat. Kalian berdua ditemani oleh Ibu-ibu kerumahnya orang tuanya Arif ya Nak. Katakan saja sedang diobati.
Segera bapak-bapak dan ibu-ibu bergerak dan ikut membantu. Setelah sampai di rumah orangtua Arif, segera bergegas menemui anaknya di Puskesmas terdekat. Ternyata Tuhan berkehendak lain. Nyawa Arif tidak tertolong sebab, ia digigit oleh Ular Berbisa. Bisa nya mengandung racun dan langsung mematikan. Terlambat datang dan penanganannya.
Ayah dan Ibu Arif yang baru tiba di pintu Puskesmas lemas dan menangis berteriak.
"Tidak,.. tidak mungkin,.. Anak saya satu-satunya. Tidak,.. tidak.. Jangan diambil ya Allah ya Tuhanku..."
Semua orang yang melihat ikut menangis dan berwajah sedih, sambil terus ikut menenangkan Ibu yang meronta-ronta masih tak percaya. Ayah berusaha tegar dengan terus memanjatkan doa agar anaknya tenang disana.
Andi dan Rizky pun menyesal karena saat bermain bola tadi mereka sudah sempat dilarang oleh bapak-bapak yang sedang memancing di sekitarnya.
Nasi sudah menjadi bubur.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cernaknya, Bunda. Salam literasi!
Bagus sekali isinya, Bunda. Salam literasi!