Hasrida Nengleli

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Sendu Mengusik Jiwaku ke Masa Lalu (Part 28)

Tantangan Hari ke-81

#TantanganGurusiana

. . .

Senja telah menjelang, dari arah barat aku lihat semburat merah jingga telah menampakkan diri. Perlahan menapak awan penerang hari bersembunyi keperaduannya. Kumandang alunan merdu adzan magrib pun terdengar jelas di telingaku. Suara itu datang dari berbagai penjuru memanggil-manggil agar kaum muslim melaksanakan kewajibannya. Aku arahkan pandangan mataku ke posisi pintu depan. Berharap ayah dapat hadir di tengah kami mulai dari waktu salat ini. Salat berjamaah bersama ayah, ibu dan adik-adiku sudah lama tidak aku rasakan.

Satu persatu sajadah aku bentang, empat sajadah sudah selesai aku bentang, terakhir digenggamanku tinggal satu sajadah lagi. Ya, ini sajadah ayah, yang biasanya sebagai imam yang belum aku letakan. Harapan ku sangat besar atas kehadiran ayah malam ini. Aku sudah siapankan makanan kesukaan ayah untuk jamuan makan malam. Aku juga sudah sediakan sajadah untuk ayah salat bersama kami. Aku tak ingin tirai kerinduan dalam kebersamaan ini tercabik oleh ketidak hadiran ayah. Setiap denyut nadi ini aku berdzikir sambil bermohon kepada allah agar ayah tak berhalang hadir malam ini.

“Kak, ayo kita siap-siap untuk salat!” Doa dan dzilirku terhenti mendengar ajakkan Fauzi. Fauzi langsung mengambil posisi menjadi imam. Aku, ibu dan Aan menjadi makmum. Aan mulai Komat, kamipun berdiri. Dari luar terdengar salam yang lantang suara ayah. Aku segera menoleh ke arah sumber suara. “Ya, Allah Ayah...,” teriakku. Aku langsung menyusul ayah. “Mari kita salat ayah.” Ajakku. Fauzi mundur ke saf sejajar dengan Aan. Ayah langsung mengambil posisi jadi imam. “Ya, Allah... telah kau kabulkan doaku senja ini. Alhamdulillah ya Allah.” Usai salat berjamaah, kami duduk sejenak sambil bermunajad ke pada Allah. Selesai berdoa, aku salami ayah sambil minta maaf, aku salami ibu mohon ampunan atas kesalahanku dan begitu juga adik-adiku mengikutinya. Terasa semakin damai dan penuh kasih sayang dalam keluargaku saat ini.

Aku kemasi sajadah dan alat salat. Lalu aku menuju ruang makan. Fauzi bercerita banyak pada ayah tentang hal yang aku lakukan untuk menyambut kedatangan ayah. “Ayah, kalaulah ayah tadi tak datang, waduh dapat aku bayangkan kecewanya kak Veny.” Kata Aan pada ayah yang seriaus mendengarkan cerita Fauzi. “Kenapa begitu spesial?” kata ayah yang merasa heran. “Nah, itu buktinya, kami sangat menharapkan dan merindukan kebersamaan bersama ayah.” Ayah hanya terdiam. Entah apa yang terasa di hati ayah dan entah apa pula yang terpikir dibenak ayah tentang kami. Aku tak mau banyak berkomentar. Aku tak ingin membebani pikiran ayah dengan merasa bersalahnya. Aku berikan kursi untuk ayah yang bersebelahan dengan ibu. “Ayah duduk di sini ayah.” Pintaku pada ayah. Ibu mengambilkan piring untuk ayah dan menuangkan nasi kepiring ayah. “Bagamana ayah, cukup nasinya?” Tanya ibu. Aku letakkan lauk kesukaan ayah ke piring ayah. “Ini lauk Veny dan ibu yang memasaknya ayah. Veny yakin ayah pasti suka.” Ayah tersenyum memandangiku. “Ibu Dan Veny kan sama-sama wanita yang pintar masak.” Kata ayah memuji aku dan ibu. Aku dan ibu balas pujian ayah dengan senyuman.

Kami menikmati suana makan malam dengan keluarga inti yang lengkap. “Alahamdulillah ya Allah kebahagiaan ini masih bisa terulang dalam keluarga kami ya Allah.” Ucap syukurku dalam hati tiada henti. Kami terhanyut dalam suasana makan yang teramat lahap. Kebahagiaan ini dapat melupakan suasana yang terjadi sebelumnnya. Bahkan ayahpun larut dengan candaan kegembiraan bersama kami. Sedikitpun kami menyinggung tenatang bagaimana kabar mama tiri kami. Toh mama tiri kami itu sudah kebagian banyak waktu bersama ayah. Kami tak ingin sejenak kehadirana ayah di sini kami rusak moot kami dengan membahas tentang mama.

-BERSAMBUNG-

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post