Hari ini cuaca sejuk segar. Tadi malam hujan lebat melanda desa. Anak-anak kelas enam bergegas masuk kelas. Sebagian menunaikan tugas selaku regu piket. Ada juga yang masih sibuk mengerjakan pekerjaan rumah yang terlupa. Begitu .pula Dodi sibuk mencari contekan pekerjaan temannya.

Hampir tiap hari Dodi, kena marah Bu Nani. karena kebiasaan menyonteknya yang tidak kunjung sembuh. Dia juga jahil dan badung..Tapi sejak menyontek tugas tadi pagi Dodi terlihat aneh. Wajahnya pucat , hanya terduduk sambil memegangi perutnya. Sebentar-sebentar mulutnya menyeringai. Rupanya perutnya sakit akibat makan rujak terlalu pedas bersama Dadang dan Budi tadi pagi.

Bel sekolah berbunyi. Bu Nanipun bergegas masuk kelas dan meminta anak-anak mengeluarkan PR. Kali ini Bu Nani akan memberi sangsi kepada anak yang tidak mengerjakan tugas. Dodi kelihatan makin pucat wajahnya. Tinggal empat langkah masuk giliran Dodi. Tiba-tiba tercium bau menyengat yang sangat tidak enak. Anak-anak yang duduk di sekitar Dodi menjadi gaduh. Siapa yang buang angin? Semua mata tertuju pada Dodi. Bu Nani berhenti meneliti, dan menoleh ke arah Dodi. Dodi hanya diam, perlahan membungkukkan badan dan menunduk seolah ingin menyembunyikan wajahnya. Tapi tiba-tiba terlihat Pak Maman tukang kebun sudah di pintu kelas, dan mohon maaf kepada Bu Nani atas ketidaknyaman kelas karena baru saja terjadi kebocoran saluran jamban yang berada di belakang kelas.