Kebaikan, kalah ayat karena kebiasaan

By Hayati Syafri

Saat turunnya suatu ayat yang bertentangan dengan kebiasaan, umumnya mendapatkan tantangan yang luar biasa. Perjuangan untuk membumikan ayat itu tidak semudah yang kita bayangkan. Ada hal Allahlah yang mengetahui hakekat dari kebaikan yang hakiki..

Tidaklah disebut kebaikan itu menghadapkan wajah ke barat atau Timur, tapi engkau beriman kepada Allah, kitab, malaikat nabi dan engkau mengeluarkan harta terutama pada karib kerabat, anak yatim, orang miskin dan Ibnu sabil dan yang meminta. Dirikan shalat, tunaikan shalat dan tepatilah janji jika berjanji dan bersabar lah dalam kesempitan, penderita dan eppetangan. Mereka itulah orang yang benar dan taqwa (Al-Baqarah 177 ).

Ayat ini turun sehubungan pindahnya kiblat dari baitul ma'dis ke Mekah (dari timur ke barat) ayat ini terjadi saat shalat zuhur direkaat ketiga. 2 rakaat menghadap ke timur (baitul ma'dis) dan 2rakaat berikut nya menghadap ke barat ( Mekah). Mesjidnya disebut mesjid kiblatain ( 2 kiblat). Lalu di syiarkan lah ke setiap mesjid tentang perubahan arah kiblat ini. Bayangkan psikologi umat saat itu.

Dalam surat Al Baqarah 170 tergambar susahnya merubah kebiasaan dalam masyarakat kita. Lalu Allah menyeru kebajikan di ayat 177 nya dengan selalu Tegak dijalan keimanan. Jangan sampai kebaikan yang kita pilih sesuai kebiasaan saja.. Sehingga kalah ayat alquran dibandingkan kebiasaan... Kebaikan milik Allah, dengan selalu mengikuti perintah Allah maka limpahan kebaikan akan kita dapatnya insyallah..