Pantaskan Diri Untuk Diundang
Pantaskan Diri Untuk Diundang
By: Hayati Syafri
Saat akan diadakan walimahan, maka tuan rumah akan menyiapkan undangan. Tentu saja yang diundang adalah kerabat yang dikenal. Jika kita diundang orang yang tidak dikenal maka kita akan ragu untuk datang. Begitu juga dengan Allah. Allah akan mendatangkan kesembuhan pada orang yang mengundang kesembuhan. Namun jika yang meminta kesembuhan adalah seseorang yang tidak dekat dengan Allah, maka bisa jadi kesembuhan akan lama datangnya karena ibarat pemikiran awam kita mikir-mikir dulu..ini siapa sih yang ngundang..datang gak ya.. Walaupun ada yang tidak mengenal Allah namun sembuh juga bisa dipastikan itu hanya karena maha pengasihnya Allah. Namun sembuhnya itu tidak akan mendatangkan keberkahan.
Jadi hakekatnya kesembuhan itu diundang. Jika ingin sembuh, pantaskan diri untuk mengundang kesembuhan dan pastikan kita dikenal oleh si pemberi kesembuhan yaitu Allah SWT. Bagaimana caranya agar undangan sakit kita pantas dihadiri oleh si sang penyembuh? Apa syaratnya agar kesembuhan kita segera menghampiri? Sebelum menjawab pertanyaan penting ini, jawab dulu pertanyaan dibawah ini ya..
Apakah ada diantara kita yang tidak pernah sakit? Apakah ada yang sedang sakit namun belum mendapatkan kesembuhan? Sudahkan kita menjadikan alquran untuk kesembuhan lahir dan batin kita? Bagaimana Al-quran bisa berfungsi sebagai Syifa'?
Nabi ayub adalah nabi yang sakitnya dari kepala sampai ke ujung kaki. Yang tidak sakit cuma hatinya yang selalu berdzikir kepada Allah. Ternyata sakitnya nabi Ayub menjadi inspirasi bagi kita semua untuk memahami hakekat sakit dan makna kesembuhan. Nabi ayub selalu mendekatkan diri dengan penuh kesabaran kepada Allah. Beliau malah malu meminta kesembuhan. Tahun kesembuhan lebih lama dari pada tahun beliau sakit. Beliau tidak meminta kesembuhan karena malunya dengan nikmat sehat beliau selama ini. Doa nabi Ayub diabadikan dalam al-quran dalam surat Al-Anbiya Ayat 83:
وَاَيُّوۡبَ اِذۡ نَادٰى رَبَّهٗۤ اَنِّىۡ مَسَّنِىَ الضُّرُّ وَاَنۡتَ اَرۡحَمُ الرّٰحِمِيۡنَ
"Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, "(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang." (Al-Anbiya: 83) Dan akhirnya undangan ketaqwaan inilah yang melahirkan kesembuhan bagi nabi. Jadi syarat dihadirinya undangan sakit kita bagi sang penyembuh adalah dengan ketaqwaan.
Ada kasus seseorang yang sakit diabetes. Jika tidak makan obat atau diberi insulin maka tidak sehat-sehat. Maka pemikiran ini sudah merusak keimanan kita sehingga hal inilah yang menghambat undangan kesembuhan kita. Komponen iman ada 3: pembenaran dengan hati, diucapkan dengan lisan dan dikerjakan dengan rukun-rukunnya. Dan meyakini pengobatan yang lain yang menyembuhkan penyakit selain Allah maka itu adalah kesyirikan. Padahal Allah telah menjelaskan bahwa alquran sebagai penawar dalan QS. Al-Isra' :82.
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian.
Sumber penyakit itu datangnya dari fisik atau dari rohani? Dua sumber ini memiliki proses kesembuhan yang berbeda juga. Manusia terdiri dari dua; jasad dan ruh. Allah ciptakan jazad dulu baru ruh surat 23;14. Manusia hidup setelah berpadunya jasad dan ruh. Itulah inti manusia yang disebut jiwa 91:7-9. (Demi jiwa yang sudah kusempurnakan..dan beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu). Semua kita sudah sempurna jiwanya dengan adanya nafsu dan taqwa. Kalau kita bicara tentang jasad, yang berasal dari sari pati tanah dan ruh dari langit. Sakit kita berasal dari dua sumber: dari jasad atau tuh. Kalau jasad, maka solusinya obat. Jika ruhani yang sakit, solusinya apa? Jawabannya ada di surat yunus 10-57.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.
Ayat ini menjelaskan bahwa banyak pelajaran yang bs kita ambil dari Al-Quran. Dan ternyata Al-Quran adalah penawar penyakit jasad dan ruhani. Al-Quran penawar segala penyakit yang ada dalam dada. Jika kita sakit jantung ternyata sakit ini juga bersumber dari pengendalian emosi, maka selain makan obat jantung, jika ada masalah jaga dan turunkan emosi. Orang yang sakit gula kata banyak orang penyebabnya adalah makanan. Padahal ternyata penyakit diabetes banyak muncul karena tertutup, sulit mengungkapkan perasaan, dengki dan penyakit hati lainnya. Inilah yang disebut penyakit psikosomatis. Psikisnya yang sakit, akibatnya jiwa rusak dan kalbu bermasalah.
Ternyata banyak penyebab penyakit bersumber dari pemikiran. Solusinya terbaiknya adalah Al-Quran. Jika kita tahu kesembuhan itu dari Al-Quran, maka kita fokuskan dengan keyakinan sehingga Allah sembuhkan. Jika ada anak yang sakit jauh disana, maka sebagai orang tua, pemikiran kita terganggu dan ini pemicu sakit yang terbesar. Dalam surat Al a'raf 179 Allah sampaikan; kita punya hati, tidak digunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, Allah kasih mata tidak digunakan untuk melihat kekuasaan Allah, punya telinga tapi tidak digunakan untuk mendengarkan ayat-ayat Allah. Allah berikan mata untuk memahami kebesaranNya. Namun generasi kita dirusak oleh Yahudi nasrani. Jika mata sudah sakit maka sudah dapat dipastikan qalbunya sakit. Jangan bangga jika anak cuma menghafal tanpa mentadaburi Al-Quran. Menghafal tanpa mengamalkan Al-Quran dalam kesehariannya. Jika ruh rusak dipastikan jasad juga rusak. Kata Rasulullah, ingatlah dalam tubuh kita ada daging. Jika sehat maka sehat seluruh tubuh, jika rusak maka rusak seluruh tubuh, ketahui bahwa itu adalah qalbu. Jantung itu dibahasakan dengan segumpal daging ( qalbu) yang saat ini sudah banyak dirusak. Salah satu yang merusak adalah radiasi HP. Radiasi HP menembus sel kita setelah masuk sel, dia akan masuk ke inti sel, lalu ke kromosom dan menghancurkan DNA kita. DNA yang dirusak maka akan berpengaruh pada karakter. Alhasil radiasi ini dengan mudah bisa merusak karakter kita. Akibatnya bisa jadi anak yang kita yang sebelumnya kita latih membaca alquran, saat kuliah sudah gak mau membaca alquran lagi. Jadi, ketaqwaan adalah syarat datangnya kesembuhan dan alquran adalah penawar dari sakit jasad dan rohani kita. Jika kita selalu menjaga ketaqwaan dan interaksi kita dengan alquran maka kita akan menjadi orang yang sehat lahir batin dan pantas diundang Allah menjadi hambanya yang beruntung dunia akhirat. ( inspirated by ustadz Qomar in mesjid Jami' 13)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar