Pengunjung Remang Malam (habis)
By: Hayati Syafri
Terlihat rona kecewa dan khawatir diraut wajah abi. Sinar wajah abi memuram. Tersirat rasa tidak nyaman seolah tidak bertemu tahunan dengan amak dan apak. Padahal baru sehari. Baru tadi malam abi dari rumah. Terlihat sekali berkunjung setiap malam ke Tarok bukan sekedar rutinitas, tapi kebutuhan. Begitulah abi.
Sejak menikah 17 tahun yang lalu sampai sekarang, abi menjadikan berkunjung melihat amak, apak, ibu, ayah dan Faris sebagai kebutuhan. Kalau tidak bertemu ada yang kurang. Ada yang tidak lengkap. Padahal jika sudah bertemu, tidak terlalu kelihatan rindunya. Abi akan menanyakan kabar amak, apak dan keluarga lainnya dengan nada datar saja.. Ternyata didalam hati abi tersimpan rasa sayang dan cinta yang luar biasa. Namun malam ini Allah nampakkan rasa sayang itu. Kecewa sekali saat tidak bisa bertemu malam itu. Padahal baru semalam bertemu. Rajutan ukhuwah sebagai satu keluarga terasa erat dan kental. Walau saat bertemu akan ada bantahan, perdebatan dan ledekan, namun dibalik itu semua ada ikatan kuat yang terjalin.
Dan ternyata itu tidak cuma dirasakan abi. Saat siang berkunjung kakak abi yang biasa kami panggil ibu juga mengabsen kealfaan abi tadi malam. "Kemana abi semalam umi, kok gak ke Tarok, udah ditunggu-tunggu? " tanya ibu. Spontan saja umi yang saat itu menjemput anak-anak yang berjalan sepulang sekolah ke Tarok untuk pergi les baca Al-Quran menjawab , " Ada ke Tarok bu, tapi kayaknya semua udah tidur ". Ibu memaklumi sambil menjawab, " Sudah ditunggu-tunggu, lama kali datangnya". Umi mengulum ludah tanda paham sambil tersenyum saja.
Malam itu umi dapat merasakan dalamnya ukhuwah di keluarga inti abi. Yang umi rasakan kunjungan setiap malam abi melihat orang tua bukan hal biasa dan rutinitas saja, tapi ini adalah hal luar biasa yang Allah tanamkan dihati abi karena sudah berlangsung sampai belasan tahun. Kenyamanan di Belakang Balok bersama istri dan anak-anak tidak menyurutkan hati abi untuk ke Tarok. Ini hasil dari hebatnya amak apak yang telah mendidik abi. Ikatan kasih sayang mereka pulalah yang membuat abi terikat untuk selalu pulang kerumah.
Bagaimana dengan anak-anak sekarang.. Apakah rumah masih menjadi daya tarik bagi mereka untuk berlabuh atau bahkan menjadikan kehidupan diluar rumah lebih penting sehingga pulang kerumah cuma untuk labuhan darurat untuk tidur dan istirahat saja? Tidak tahan omelan mama yang protes dengan beberapa kebiasaan buruk kita, orang tua yang sering bertengkar karena cekcok rutin yang cukup mengerus kenyamanan atau saudara yang usil tidak senang melihat kita senang.
Keberkahan suasana dirumah dengan merajut kedekatan dari si pemberi berkah Allah...memang harus dihadirkan. Harus diusahakan dan harus diperjuangkan. Dan peran orang tua sangat penting sekali dalam membetahkan anak-anak agar selalu nyaman pulang ke rumah. Rumah yang diberkahi...Rumah yang penuh dengan cahaya Qur'ani. Rumah yang penuh dengan perhatian dan cinta kasih.. Rumah idaman kita semua.. Baitijannati... Menuju rumah kita bersama...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar