Hayati Syafri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Tamu Istimewa itu Akan Pergi

Tamu Istimewa itu akan pergi

By: Hayati Syafri

Ramadhan adalah tamu istimewa yang dirindukan dan sangat ditunggu-tunggu Rasulullah SAW. Bahkan tiga bulan menjelang Ramadhan, nabi berdoa agar bisa melewati Rajab, Sya'ban dan mendapatkan Ramadhan. Tamu istimewa ini ditunggu-tunggu, disambut dengan baik dan penuh harap. Dan ketika pergi tentu saja sangat berat melepaskan nya. Seperti anak yang lama dirantau. Rindu didada yang membuncah. Terbayang wajah anak dipelupuk mata. Dan saat diberitakan akan pulang sangat berbahagia hati. Kita siapkan makanan kesukaannya, kita sambut dengan riang gembira dan kita perlakuan anak yang lama dirantau ini dengan sebaik-baiknya. Beberapa hari bersama anak tercinta merupakan merupakan hari indah yang tidak terlupakan. Kerinduan yang selama ini dipendam menjadi energi pelayanan terbaik yang penuh kasih sayang. Saat anak akan pergi merantau lagi, menjelang akan kembali kita belai dan sayangi sepenuh hati. Terbayang sebentar lagi si anak akan meninggalkan kita lagi. Tidak ingin kita lewati apapun tanpa kehadiran anak disisi Kita. Bahkan Kita rela tidur dengan anak dengan izin istri dan suami kita. Bahkan tidak jarang kita begadang untuk memanfaatkan kebersamaan dengan anak sehingga terluapkan semua rasa cinta dan sayang kita. Begitu juga dengan Ramadhan. Datangnya ramadhan yang ditunggu. Saat telah berada di bulan Ramadhan kita berijtihad mengerahkan segala kemampuan untuk beribadah. Dan tentu saja diakhir Ramadhan sebagai tamu istimewa kita akan manfaat siang dan malam nya dengan lebih memperbanyak ibadah.

Dalam hal ini, tahapan puasa dibagi menjadi tiga. Pertama, sepuluh hari pertama Ramadhan yang merupakan puasa badaniah. Terjadi adaptasi badan untuk bangun lebih awal, berpuasa dan shalat malam lebih lama. Kedua adalah sepuluh malam kedua. Ditahapan ini harapannya badan sudah mulai terbiasa dengan aktifitas Ramadhan dn ibadah juga sudah semakin terjaga. Ketiga adalah Puasa ruhaniah. Inilah puasa yang sebenarnya. Harapannya tidak ada lagi mata mengantuk, perut lapar dan masalah fisik lainnya. Selain itu jiwa pun sudah semakin terbiasa, batin semakin betah dan ruhani semakin nyaman. Secara jiwa kita sudah sangat dekat dengan Allah. Kita mulai merasakan Allah bersama dan dekat. Jiwa sudah mulai melakukan pembersihan. Ini adalah tiga tahapan ideal yang diharapkan dalam Ramadhan. Sangat rugi jika ada yang berhenti dan tersendat. Rasulullah bersabda, nabi bersungguh-sungguh melaksanakan puasa di sepuluh hari terakhir yang itu tidak dilakukan nabi sebelum nya. (HR Muslim)

Rasulullah tidak banyak tidur di sepuluh malam terakhir ini. Nabi berijtihad semaksimal nabi untuk lebih dekat dengan Allah. Apa saja yang dilakukan nabi di sepuluh malam terakhir Ramadhan? Ada empat hal utama yang Rasulullah prioritaskan untuk dilakukan. Pertama, memperlama shalat malam, mengurangi tidur dan membangunkan istrinya. Jumlah rakaat nabi 11 raka'at, tapi nabi memperpanjang raka'atnya karena nabi shalat sendiri. Kedua adalah memperbanyak sedekah. Dalam surat Assajadah;16 lambung mereka jauh dari tempat tidur, mereka berdoa dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. Ketiga adalah nabi i'tikaf dimesjid. Rasulullah ber i'tikaf dengan dzikir, doa, tilawah. Ini usaha berat untuk tetap diam dimesjid. Keempat adalah tilawatil Qur'an. Rasulullah menamatkan tilawah dan meningkatkan dia sepuluh Ramadhan terakhir dengan berkali-kali khatam.

Tujuan akhir dari ibadah bulan Ramadhan adalah menjadi orang yang bertaqwa. Maksud bertaqwa disini merasakan adanya kehadiran Allah. Melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan meninggalkan apa yang dilarang Allah. Kita merasakan kelahiran Allah dalam kehidupan kita. Allah bashir melihat, Allah alim mengetahui, alah sami' mendengar. Puasa melatih ini. Bagaimana mengajarkan Allah dalam kehidupan. Kita cuma berkata, mendengar dan mengerjakan yang baik saja. Ketika sudah dekat dengan Allah, saat ruh sudah dekat dengan Allah, maka nabi berusaha semaksimal mungkin lebih dekat dengan Allah.. Bagi yang punya program ibadah, usahakanlah menuntaskannya. Carilah malam qadar itu di setiap malam ganjil di sepuluh malam terakhir Ramadhan (HR Muslim) . Hal ini mendorong kita untuk lebih semangat dalam beribadah.

Tamu ini belum tentu akan kembali. Saat akan berpisah maka istimewakanlah sehingga harapan untuk bertemu tamu istimewa ini di tahun depan bisa terwujud kembali. Dengan perlakuan istimewa kita melalui ikhtiar maksimal dalam beribadah semoga Allah jadikan kita sebagai hambanya yang dekat dengan Allah.. Semoga Allah hujamkan dihati kita pemahaman untuk lebih bertaqwa. Untuk lebih merasakan keberadaan Allah. Lebih merasakan pengawasan Allah, lebih merasakan kasih sayaang Allah dan selalu menjadi hamba Allah yang bersyukur. Tamu itu akan pergi. Jadikan detik-detik kebersamaan ini penuh dengan keberkahan Allah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Mudah2an kita bisa bertemu lagi dg Ramadhan

05 May
Balas

Aamiin.. Iya Pak.. Jazakallah khair pak..

06 May

Aamiin.. Iya Pak.. Jazakallah khair pak..

06 May



search

New Post