#tantangan menulis GuruSiana hari ke 23

,Pagi tadi 21 Juli 2020 seutas cahaya menembus dibalik kaca jendela yang berdebu. Menyorot tepat pada matamu yang berkaca. Kamu hanya tersenyum dan terdiam. Sesekali kamu menunduk dan terus berjalan di sepanjang lorong itu. Kamu memang berjalan bersama, namun tatapanmu sepi saat kamu menggandeng tanganku pada hari tadi. Aku tahu masalah m u aku juga tahu kepalamu lagi berantakan. Hingga akhirnya, kamu memilih menangis lirih tanpa ingin menjerit-jerit. Agar tak ada orang bertanya kenapa.

Bibir indahmu mengaduh. Duh. Uangku habis. Aku juga sudah lapar. Dimana aku bisa dapat uang. Aku baru saja berhenti kerja akhir-akhir ini. Aku ingin pulang. Dan mengaduh hal ini pada ibu. Tapi uang darimana aku bisa pulang? disini aku tidak punya siapa-siapa, selain kamu yang saat ini bersamaku.

Kamu bantu lewat doa ya. Aku sudah terbiasa hidup seperti ini. Aku masih tetap bersyukur.

Dengan sedi kit tersenyum, perlahan aku berkata

:

Ayo kita pulang. Matamu hampir saja dibakar oleh lembayung senja. Dia tertawa kecil.

Kamu hebat Erna. Kamu selalu punya cara hebat dalam menutupi kesedihanmu.