Minat investasi masyarakat Indonesia meningkat tajam di masa pandemi, hal ini berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menyatakan kenaikan jumlah investor pada tahun 2020 mencapai 42 persen dibanding tahun sebelumnya. Minat investasi masyarakat tidak hanya pada sektor pasar modal saja melainkan merambah juga ke cryptocurrency, real asset maupun valuta asing. Kejadian ini tidak terlepas dari berbagai faktor yang melatarbelakangi minat investasi masyarakat seperti meningkatnya literasi keuangan dan kemajuan teknologi . Kenaikan jumlah investor di pasar modal merupakan angin segar bagi perekonomian Indonesia di mana entitas-entitas ekonomi akan dengan mudah mendapat permodalan jangka panjang. Jika misalnya perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI dapat mengakses modal dengan mudah maka akan berefek juga pada terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga perekonomian bisa berkembang. Fenomena ini tentu sangat berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indeks yang menyatakan pergerakan harga rata-rata seluruh saham yang tercatat di BEI. Pergerakan harga-harga saham tersebut dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi IHSG seperti inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar. Sedangkan faktor eksternalnya adalah 2 kondisi bursa saham negara lain, seperti Indeks Dow Jones, Indeks Nikkei 225 dan sebagainya Namun bukan hanya itu saja faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG, melainkan terdapat produk investasi lain yang diduga berpengaruh yaitu Cryptocurrency. Produk tersebut tengah menjadi tren di masyarakat sebagai tempat berinvestasi maupun trading. Jumlah investor cryptocurrency tembus mencapai tujuh juta dibandingkan dengan saham yang hanya meraih 2,7 juta investor menurut data dari Katadata.co.id. Hal ini tentu merupakan fenomena yang menarik seperti bagaimana cryptocurrency secara signifikan mempengaruhi IHSG.

menyatakan cryptocurrency berpengaruh negatif pada harga saham di NYSE, AMEX dan NASDAQ. Artinya jika harga cryptocurrency naik maka harga saham pada tiga indeks tersebut akan turun, sedangkan jika harga cryptocurrency turun maka harga saham akan naik. Hal ini dapat dijelaskan bahwa ketika return saham lebih kecil dari cryptocurrency maka investor cenderung akan menjual sahamnya dan beralih ke investasi cryptocurrency yang lebih menguntungkan. Sebaliknya jika return saham lebih besar dari cryptocurrency maka investor akan cenderung membeli saham sehingga harganya akan naik sedangkan cryptocurrency akan turun. Namun dalam penelitian lain menyatakan bahwa cryptocurrency berpengaruh positif terhadap harga saham perbankan. Artinya jika harga cryptocurrency naik maka harga saham perbankan ikut naik, begitupun sebaliknya. Dari penelitian- 3 penelitian tersebut terdapat perbedaan hasil penelitian sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

Cryptocurrency mempengaruhi pasar valuta asing saat ini karena beberapa alasan utama:

1) Volatilitas Tinggi: Cryptocurrency, seperti Bitcoin, Ethereum, dan lainnya, dikenal karena fluktuasi harga yang besar dalam waktu singkat. Karena volatilitas ini, trader dan investor seringkali menarik dana dari atau memasukkan dana ke dalam mata uang fiat (seperti USD, EUR) untuk memanfaatkan peluang profit.

2) Sentimen Pasar: Pergerakan harga cryptocurrency bisa mempengaruhi sentimen pasar secara keseluruhan. Misalnya, jika harga Bitcoin tiba-tiba turun tajam, ini bisa mempengaruhi minat dan kepercayaan terhadap aset-aset lain, termasuk mata uang fiat dalam pasar valuta asing.

3) Hubungan dengan Aset Lain: Beberapa investor memperlakukan cryptocurrency sebagai aset safe haven (aman), mirip dengan emas atau mata uang kuat lainnya. Jadi, perubahan harga di pasar cryptocurrency dapat mempengaruhi aliran modal ke dan dari mata uang fiat.

4) Perdagangan dan Arbitrase: Cryptocurrency memungkinkan perdagangan internasional yang cepat dan murah. Ini dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang fiat karena perdagangan arbitrase (beli murah, jual mahal) antara mata uang kripto dan mata uang fiat bisa berdampak langsung pada likuiditas pasar valuta asing.

5) Regulasi dan Kebijakan: Keputusan regulasi terhadap cryptocurrency di berbagai negara dapat mempengaruhi harga dan minat investor terhadap mata uang kripto. Misalnya, larangan atau regulasi ketat terhadap pertukaran kripto bisa menyebabkan pergerakan besar dalam pasar kripto, yang pada gilirannya mempengaruhi pasar valuta asing.

Secara keseluruhan, meskipun cryptocurrency belum menjadi bagian utama dari sistem keuangan global seperti mata uang fiat tradisional, perannya yang semakin penting dalam perdagangan dan investasi telah membuatnya memiliki dampak yang signifikan terhadap pasar valuta asing saat ini. Cryptocurrency telah menjadi faktor signifikan dalam pengaruhnya terhadap pasar valuta asing saat ini. Dengan volatilitas harga yang tinggi, cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum tidak hanya menarik minat investor untuk mencari keuntungan cepat, tetapi juga mempengaruhi sentimen pasar secara keseluruhan. Fluktuasi harga yang tajam dapat memicu perubahan dalam persepsi terhadap risiko, mengarah pada aliran modal yang signifikan antara mata uang kripto dan fiat. Selain itu, perdagangan arbitrase yang cepat antara cryptocurrency dan mata uang fiat dapat menyebabkan perubahan dalam nilai tukar mata uang, sementara regulasi yang bervariasi di berbagai negara dapat menciptakan ketidakpastian tambahan yang mempengaruhi harga dan likuiditas pasar. Secara keseluruhan, cryptocurrency bukan hanya sebuah aset baru dalam spektrum investasi global, tetapi juga telah menjadi elemen penting dalam dinamika pasar valuta asing yang perlu dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dan regulator.