Helda Ramadhani

Saya seorang isteri yang berprofesi sebagai Guru sekolah swasta di kota kecil kelahirannya. Dengan kehidupan sederhana dan Alhamdulillah mensyukuri nikmat apa y...

Selengkapnya
Navigasi Web

Monyet Sialan

Aku adalah anak yang rajin , kemana-mana aku yang di tugaskan oleh ibuku untuk membeli segala macam kekurangan bahan untuk memasak entah itu gula,garam,merica atau bahkan meminta belimbing wuluh ke tetangga.

Waktu itu siang terik dan seperti biasa emak suka membuatkan makanan ringan untuk anaknya yang masih kecil-kecil. Kalau tidak salah waktu itu saya masih duduk di bangku SD kelas 4 atau kelas 5. Mamak mau membuat kue dan ternyata gulanya kehabisan.

"Hel.." panggil emak

"Iya mak"langsung ku jawab,pada waktu itu aku dan adik-adikku sedang tiduran (pura-pura tidur)karena cuaca panas jadi kami putuskan untuk bermain di rumah dengan berleha-leha di kamar.

"Tolong belikan gula tempat K.Piah"emak berkata ( K.Piah adalah satu-satunya warung yang menjual segala macam kebutuhan sehari-hari, kalau kata orang kampung kesehatan sampah, menurut sampah kok di jual,sebutan yang aneh menurut ku)

"Uangnya mana Mak, beli berapa ?" tanyaku

"Ini uangnya,beli setengah kilo,kalau ada lebih beli tepung roti seperempat"

Emak memberikan uang Rp.5000 kepadaku. uang sebesar itu sudah cukup banyak di namanya.Gak seperti sekarang itu hanya cukup buat beli keripik.

Akupunktur berjalan menyusuri jalan kampung,dari belakang rumah-rumah tetanggaku, bahkan tak segan aku melewati teras-teras rumah orang agar aku tidak terkena sinar matahari.Entah kenapa sejak dari dulu saya kurang suka berpanas-panasan seperti anak-anak kampung pada umumnya.

Setelah sampai di halaman rumah pemilik warung langkahku terhenti..

Jreng..jreng..ini adalah bagian yang sangat mendebarkan bagiku,karena apa? Iya karena ada seekor monyet peliharaan pemilik warung yang sedang duduk santai di atas rumah kecil dibuatkan khusus untuk monyet tersebut.

Aku memperhatikan monyet tersebut apakah dia memperhatikanku.

Tapi sepertinya dia tidak memperhatikan ku...aman dalam hatiku. Aku menarik napas lega.

Aku sangat takut dengan monyet sehingga jika ingin melewati halaman tersebut maka langkahku terhenti,dan aku merasa si monyet tersebut mengetahui apa yang aku rasakan.

Ku hilangkan rasa takutku, ku lanjutkan langkahku mengingat tugas yang di berikan emak.

1...2...3...aku berjalan dannnn... Happy si monyet lompat dari atas rumahnya dan langsung memeluk pundakku sambil menarik rambutku.

Ku berteriak histeris sambil menangis sekuat kuatnya.Jantungku rasanya mau copot dan ingin mati rasanya.

Orang kampung keluar karena mendengar teriakanku, mereka menolongku dan melepaskan monyet itu dari pundakku dan mengantarkan aku pulang.

Sejak saat itu aku sangat takut lewat halaman tersebut karena ada monyet sialan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masih banyak kesalahan pak...Tulisannya juga masih banyak yg salah karena auto teks dari hp

16 Feb
Balas

Masih banyak kesalahan pak...Tulisannya juga masih banyak yg salah karena auto teks dari hp

16 Feb
Balas

Masih banyak kesalahan pak...Tulisannya juga masih banyak yg salah karena auto teks dari hp

16 Feb
Balas

Mantap

16 Feb
Balas



search

New Post