man jadda wajada

(siapa yang bersungguh maka ia akan menemukan

atau siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan dapat)

Kisah hidup Yahya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Zakaria Muhyuddin An Nawawi atau Imam Nawawi, sangat menarik untuk diulas, bahkan patut untuk diceritakan kepada generasi penerus. Dia lahir di desa Nawa, dekat Damaskus pada tahun 631 H. Dia adalah ahli fiqh dan hadis mazhab Syafi’i.

Sebagaimana dilansir di rumaysho.com, Ibnu ‘Athoor, murid Imam Nawawi, menceritakan bahwa imam besar ini sangat menghargai waktu. Habib Novel Alaydrus di dalam ceramahnya juga mengatakan bahwa imam ini adalah sosok yang rajin belajar, merasa rugi apabila tertidur sedikit saja.

Selanjutnya, berbagai sumber menyatakan bahwa tanda bahwa Imam Nawawi menjadi orang besar sudah terlihat semenjak dia kecil. Waktu itu ketika dia berumur tujuh tahun, di malam ke dua puluh tujuh Ramadhan, dia melihat cahaya memenuhi rumahnya, sementara anggota keluarga yang lain tidak melihat sedikitpun. Cahaya itu adalah pertanda Lailatul Qadar. Syekh Yasin bin Yusuf al-Marakisy juga meramalkan bahwa ahli zuhud ini akan menjadi orang 'alim.

Semasa kecil Imam Nawawi juga diminta bantuan oleh ayahnya menjaga toko. Sambil menjaga toko beliau membaca Al Quran. Tidak ada waktu yang terbuang sedikitpun. Dia selalu mengisi dengan ilmu dan ilmu. Pantaslah dia menjadi orang paling ‘alim di zamannya.

Imam besar ini wafat di usia 46 tahun, cukup muda memang. Namun nama, karya, dan tulisannya masih ada. Al Arba’in An Nawawiyah (kumpulan hadis penting) merupakan salah satu karyanya yang masih dipakai sampai sekarang.

Note: Rajin pangkal pandai, malas pangkal bodoh.

https://islami.co/kisah-masa-kecil-imam-an-nawawi-yang-tidak-disukai-teman-temanya/

https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Zakaria_Muhyuddin_an-Nawawi

https://rumaysho.com/3012-imam-nawawi-waktunya-selalu-sibuk-dengan-belajar.html

https://www.youtube.com/watch?v=3qj3iXw9K9I