Keharusan di rumah saja sangat mengekang masyarakat komunal dalam menjalani kehidupan mereka. Kebiasaan berkumpul dan saling berbagi harus berganti dengan cara hidup individual. Tetap melakukan hal positif merupakan pilihan yang sangat bijak. Beragam kegiatan positif telah menjadi pilihan orang-orang selama pandemi Covid-19. Kondisi ini menunjukan bahwa mereka sudah berhasil merubah tekanan berat menjadi sebuah peluang aktualisasi diri.

Bersepeda merupakan salah satu kegiatan positif yang menjadi pilihan sebagian kalangan. Berolah raga semacam ini pun menjadi pandemi di tengah pandemi Covid-19. Tidak hanya di ibukota Jakarta, di daerah pun bersepeda menjadi pilihan aktivitas olah fisik yang menyenangkan dan menyehatkan.

Kompas.com melansir tentang hobi bersepeda merupakan kesadaran atau hanya latah. Lebih lanjut, situs itu menerangkan tentang Sosiolog Universitas Gadjah Mada, Sidiq Harim yang berpendapat bahwa latah atau tidaknya akan terjawab di masa pasca pandemi Covid-19. Jika setelah pandemi hobi ini masih berlanjut, berarti bersepeda merupakan sebuah kesadaran hidup sehat.

Kebanyakan hobi bersepeda dilakukan di jalan raya. Sebagian pengendara tidak memperhatikan peraturan lalu lintas. Mereka juga tidak memakai pengaman seperti helm. Bahkan mereka pun abai dengan protokol bersepeda di masa pandemi ini. Bersepeda beramai-ramai dan tidak memakai masker tentunya memberi peluang transformasi virus lebih luas.

Selanjutnya, bersepeda tergolong olah raga mahal. Sebagian orang mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk merealisasikan hobi ini. Hanya kalangan menengah ke atas saja yang mampu membeli sepeda dan peralatannya dengan harga jutaan rupiah. Sekarang ini harga sepeda pun melonjak naik. Mengingat hal tersebut, sayang sekali jika hobi ini hanya musiman, tidak berlanjut.

Sumber foto:

https://infografis.sindonews.com/photo/648/ramai-bersepeda-pada-masa-pandemi-ini-tips-agar-aman-di-jalan-raya-1592523809