HELLINAWATI, M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Melawan Sakit

Melawan Sakit

Sakit yang diderita menantu ku Salman Alfarizi memang tak dapat aku rasakan, tapi setiap erangannya menahan sakit cukup membuat dadaku perih. Dokter rumah sakit Siloam Jambi telah memfonis dia terkena penyakit batu empedu. Dari Hasil pemeriksaan lewat RBI dr. Samsirun, Sp.Pd. menjalaskan bahwa didalam kantung empedunya terdapat pasir-pasir. Akibat pergerakan pasir-pasir di dinding kantung empedu membuat kantung empedunya infeksi.

Hari itu senin tanggal 8 April 2019 jam 11.00 malam sakitnya kambuh lagi untuk yang ketiga kalinya. Erangan dengan menyebut nama Allah selalalu terdengar lirih bertanda sakitnya masih ia rasakan. Di rumah sakit Raudah Bangko dia terbaring dari jam 11.30 hingga paginya tak sekejap pun dapat memejamkan mata.

Josy, isterinya sudah mulai meneteskan air mata, serasa ikut merasakan betapa sakit yang diderita suaminya tak kunjung berkurang meskipun Dr. Sefnirita, Sp.Pd, telah menanganinya.

Perundingan keluarga memutuskan bahwa hari itu juga (selasa) Salman dibawa ke Padang. Pukul 10.30 sampai di Semen Padang Hospital. Du ruang UGD dia di observasi oleh dokter umum selama 4 jam. Hasil cek darah menyatakan salman terkena kelainan fungsi hati. Salman dibawa keruangan perawatan lantai 6 kamar nomor 606 ruangan viv, dokter yg menangani dr. Septino miro, Sp.Pd.

Keesokan harinya jam 09.00 dr. Septino memasuki ruangan.

"Permisi, Pak Salman saya periksa dulu," kata Septino untuk pertama kali dia masuk.

Biliau memeriksa bagian dada dan perut dengan menggunakan tetescop.

"Sepertinya kerja hati pak Salman ini bagus, tidak ada kelainan. Sepertinya empedunya yang bermasalah sehingga mata dan wajahnya sudah berwarna kuning." jelas dokter.

Mendengar keterangan dokter, Josy menyerahkan hasi RBI.

"Ini dok hasil RBI abang dari Jambi," kata Josi sambil menyerahkan hasil RBI.

Dokter lalu melihat hasil RBI Salman dengan seksama. Lalu dia mengebalikannya.

"Betul memang ada kelainan pada kantung empedu Pak Salman. Ada penyempitan dan infeksi pada kantung empedunya, itulah penyebab rasa nyeri yang dia rasakan," terang dokter.

"Sepertinya dia harus ditangani dokter spesialis bedah dan justis," lanjut dokter.

Salman terus saja mengerang kesakitan sambil memegang dada kanannya.

"Ya Allah, sakit ma?", katanya setiap rasa sakit itu datang sambil memegang dadanya sebelah kanan.

Saya, Josy, dan ibunya Salman yang sesalalu menemani Salman merasa tak tega melihatnya. Josi memencet bel menanggil suster jaga.

"Suster tolong kasih obat mengurangi rasa sakit pada suami saya," kata josi pada perawat.

"Baik bu, saya konsultasi sama dokter dulu," jawab suster sambil berlalu.

Tak lama kemudian suster datang lagi dengan membawa obat suntik yang berfungsi menghilangkan rasa sakit. Lalu obat tersebut disuntikkan melalui slang infus.

Hanya berselang beberapa lama, salman tertidur.Tak bertahan lama pengaruh obat tersebut hilang lagi, dengan ditandai salman mengerang kesakitan lagi. Kejadian seperti ini berulang terus, bermacam-macam obat penghilang rasa sakit yag di berikan, pil, suntik, yang dipasang di dubur hingga yg ditempel, namun tak bertahan lama.

Jam 12.00. Dokter spesialis bedah justice yang bernama juni mitra memasuki ruanga dan memeriksa Salman.

"Ibu, sepertinya empedu Salman harus segera di angkat dengan operasi besar. Jika tidak dia akan kesakitan terus," jelas dokter.

"Jika memang itu yang terbaik kami setuju saja asalkan suami saya sembuh," jawab Josi.

"Jika begitu besok malam operasi segera kita laksanakan," kata dokter.

Keesokan harinya, hari kamis, Josi mengurus segala persiapan untuk operasi. Biaya operasi Rp.13 juta dengan deposit Rp.7 juta. Surat bersedia untuk dioperasi sudah bisa ditandatangani.

Menjelang operasi yang dijadwal jam 21.00 terasa sangat lama sekali, karena Salman sesalu saja mengerang kesakitan. Obat penghilang rasa sakit yang diberikan dokter sepertinya tak bertahan lama.

"Ya Allaaah...sakit nian, tak sanggup lagi....," jerit Salman.

Kami bertiga tak mampu lagi menahan jatuhnya air mata menyaksikan penderitaan Salman. Hanya do'a lah yang dapat kami berikan, semoga Allah nemberikan kesembuhan buat salman.

Jam 21.00, Salman di jemput oleh dua orang perawat untuk memasuki ruang operasi di lantai 2. Lima jam sudah kami menunggu akhirnya operasi selesai juga.

"Alhamdulillah, semoga Salman baik-baik saja," kata ku ketika melihat dua orang suster membawanya keluar ruang operasi menuju kamar.

Josi memanggil Salman untuk memastikan bahwa dia baik-baik saja pasca operasi.

"Bang," panggiJosy,

Salman membuka matanya dan menandang kearah isternya. Melihat ada respon dari Salman Kami semua merasa lega. "Alhamdulillah".

Suster memberikan sebuah botol kaca kecil yang didalam nya berisi kantung empedu Salman yang sudah dipotong.

Kesokan paginya saya mohon izin untuk pulang ke Bangko karena masa izin saya di tempat kerja selama tiga hari sudah habis.

Bagaimana cerita selanjutnya?

Mohon maaf pembaca cerita ini tidak sempat penulis teruskan karena ada keperluan lain.

Jazakumullah.

Penulis

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post