MENGEJAR RINDU SEPERTIGA MALAM

By. Pujangga Rindu

Ketika guratan senja itu datang

Kembali kucari dirimu dalam remangnya cahaya temaram

Bergerak menuju malam yang semakin kelam

Semakin tak berdaya diriku untuk menemukanmu

Kutatap goresan malam yang semakin hitam

Kuteriakkan purnama untuk menerangi jalanku

Terseok-seok dan tertatih-tatih langkahku menuju bayangmu

Tak kutemui dirimu dibalik malam

Terus kuberjalan mengintip di sebalik awan

Kukepakkan tangan berharap menjadi sayap

Ingin kujelang dirimu dibalik nirwana

Napasku tersengal, tersendat di kerongkongan

Langkahku terhalang goresan masa lalu

Terhenti oleh teriakan sang binatang malam

Memanggilku untuk kembali ke pangkuan rindu terlarang

Memaksa menoleh ke belakang

Aku bukan penghamba rindu yang tak pasti

Rinduku ada di sebalik bulan dan bintang

Bersembunyi di balik indahnya lukisan malam

Mengintipku, menggoda gairah ingin bertemu

Kujabari rasa yang menyelimuti dinginnya malam

Kuseret langkahku, walau kantuk tak mampu menungggu

Membunyikan genderang perang.

Aku tetap bertahan, melawan walau senjata tidak sedang di tangan

Apapun akan kulakukan, bahkan jika harus merayap sekalipun

Menyongsong selaksa rindu tak tertahan

Bersujud, menghamba pada sang pemilik segala rasa

Akan ku jelang engkau wahai cinta

Walau sampai sepertiga malam, tetap akan kuhadang

Tapi mengapa kau menyapa dari balik bayangan masa lalu

Yang telah mencoreng lukisan rindu yang kupajang

Pada jambangan hati penuh penghambaan

Aku memintamu tetap berada tinggi di atas awan

Agar aku selalu ingin terbang bersama angan

Melayang ke peraduan rindu abadi.

Rengat, 14 Maret 2018