Koneksi Antarmateri Modul 3.1
Oleh : Hendra Komara
CGP Angkatan 8 Kota Bandung Provinsi Jawa Barat
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Dalam Filosofi pendidikan menurut KHD dengan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun karsa, Tut Wuri Handayani memiliki makna yang dapat dijadikan landasan oleh seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan harus berdasarkan berpihak pada murid. Posisi guru bukan lagi menuntut namun menuntun terhadap kodrat murid sehingga dari keberpihakan pada murid tersebut diharapan murid dapat tumbuh dan berkembang susiai dengan potensi dirinya.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Dalam pengambilan keputusan yang sudah saya pelajari ada 3 prinsip yang menjadi acuan, yaitu berpikir berbasis hasil akhir (ends-based thinking), berpikir berbasis peraturan (rule-based thinking) dan berpikir berbasis rasa peduli (care-based thinking). Dalam pengambilan tersebut maka pastinya akan berkaitan dan terkadang bertentangan dengan nilai-nilai yang sudah tertanam dalam diri, diantaranya nilai kejujuran, empati, kebiijaksanaan, rasa kasih sayang, rasa peduli dan nilai-nilai kebajikan lainnya, maka yang utama muncul dalam benak ketika mengmbil keputusan adalah nilai-nilai tersebut. Namun demikian keputusan yang diambil pastikan untuk kebaikan orang banyak. Dengan adanya pradigma berpikir pengambilan keputusan juga adanya 9 langkah pengujian keputusan maka ini memberikan gambaran dan pemahaman yang mendalam bagaimana keputusan yang diambil dapat diterima dan tetap bertanggungjawab terhadap konsekuensi yang mengikutinya. Sebagai suatu kesimpulan akhirnya bahwa perlu diingat dan direnungkan kembali hendaknya setiap keputusan yang diambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Dari mulai mendalami tentang 3 prinsip dasar, 4 paradigma dan 9 langkah pengujian keputusan maka saya menganggap sudah sangat efektif. Hal-hal yang perlu ditingkatkan lagi adalah membiasakan pengambilan keputusan dengan terus melakukan pengujian keputusan terhadap permasalahan atau kasus yang dihadapi.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemammpuan guru dalam mengelola dan menyadari tentang aspek emosialnya merupakan aspek penting yang dapat berpengaruh pada bagaimana guru melakukan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid. Dengan adanya pemahaman yang mendalam tentang aspek emosi yang dimilikinya maka diharapkan guru dapat mengambil keputusan dengan bijak, dimana pengambilan keputusan tersebut berlandaskan untuk kepentingan orang banyak dan keberpihakan pada murid.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pengambilan keputusan yang terkait masalah bujukan moral ataupun dilema etika, keduanya akan tertap berkaitan dan bisa jadi bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan yang sudah dianut oleh seorang guru. Walapun demikian tetap daikahir pengambilan keputusan harus berlandaskan untuk kepentingan orang banyak dan keberpihakan pada murid.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Dampak dari pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, diterima oleh orang banyak. Namun demikin dalam setiap pengambilan keputusan ada konsekwensi yang mengikutinya. Karena disetiap keputusan pasti tidak akan semuanya menerima, akan ada orang-orang yang merasa tidak setuju.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan dalam pengambilan keputusan dilema etika selalu ada, tantangan utamanya adalah berkaitan dengan rasa peduli, empati dan nilai lain yang ada dalam diri, sehingga terkadang tidak memurinikan terhadap konteks permasalahan yang terjadi. Namun demikian dengan adanya 9 langkah pengujian keputusan ini menjadi alternatif baik dalam menemukan dan menentukan keputusan yang harus diambil. Perubahan paradigma dalam katiannya dengan pengambilan keputusan selau berkaitan erat, memberikan pandangan-pandangan dari sudut pandang yang berbeda, ada fikiran-fikran yang sering muncul ketika akan mengambil keputusan, diantaranya: kasihan karena sudah tua, tidak apa-apa dia ini kan jarang masuk, tidak apa-apa berikan saja kesempatan karena orangnya baik, itu kan untuk kepentingan bersama jadi kalau digunanan uangnya juga tidak apa-apa, kasihan sudah tidak punya keluarga, rumahnya masih ngontrak, itu kan teman seprofesi ku, tidak apa-apa kalau guru baru memang suah risiko. Dari beberapa pernyataan tersebut maka paradigma-paradigma dalam pengambilan keputusan sering terjadi bolak-balik dan bertukar walapun pada akhirnya adalah harus mengambil dan memutuskan satu paradigma dan dapat dipertanggungjawabkan dengan bijak.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Sangat berpengaruh, keputusan-keputusan yang diambil hendaknya berfokus pada bagaimana keberpihakan pada murid, agar selama mengikuti proses belajar mengajar murid merasa aman, nayman dan menyenangkan. Murid belajar bukan karena keterpaksaan, bukan karena tuntutan orang tua, tapi mereka menyadari bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan yang harus dilakukan. Dalam proses pembelajaran maka pemimpin pembelajaran yang mengambil keputusan dengan bijak dia akan memberikan layanan pembelajaran yang dapat mengakomodasi dan terfasilitasinya ragam belajar murid, dari mulai kesiapan belajar, melakukan asemsen, implementasi diferensiasi konten, proses dan prodknya. Selain itu juga keputusan yang diambil akan bernilaikesepakatan kelas yang menunjung nilai dan budaya postitif sekolah.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sebagai pemimpin pembelajaran maka sangat perlu kehati-hatian dalam mengambil keputusan, karean keputusan yang diambil dampaknya bukan terjadi saat ini saja, melainkan untuk kesuksesan dan kebhagiaan individu dimasa depan.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang dapat daitarik dari modul ini adalah, sebagai pemimpin pembelajaran maka guru dalam mengambil suatu kebijakan harus berlandaskan 3 prinsip dasar pengambilan keputusan, 4 paradigma pengambilan keputusan dan 9 pengujian keputusan. Sehingga tujuan akhir dari keputusan yang diambil adalah bertujuan untuk kepentingan orang banyak dan keberpihakan kepada murid, hal ini sejalan dengan nilai dan peran guru. Sebagai implementasi pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid maka idelanya guru tersebut akan menuntun murid-muridnya menuju kebahgian yang setinggi-tingginya, dengan memperhatikan komeptensi sosial emosiaonalnya, saat proses pembelajaran maka guru peka terhadap kesiapan, metode dan gaya belajar siswa, dalam penerapan disiplin proses pemebelajaran maka guru sepakat mendorong dan melakukan budaya positif sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kesadaran diri dan cinta kasih.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Saya memahami tentang paradigma, prinsip dan 9 langkah pengujian keputusan. Hal-hal diluar dugaan saya merasa ada yaitu dalam pengujian 9 langkah keputusan, dimana ini belum saya bayangkan dan ketahui sebelumnya.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Pernah, namun waktu itu belum bisa membedakan apakah dilema etika atau bujukan moral. Beda beriktunya adalah dalam pengambilan keputusan tidak seserinci seperti modul yang dipelajari pada modul 3.1 ini dimana dalam mengambil keputuan memperhatikan 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah pengujian keputusan.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak dari mempelajari modul ini adalah, dalam pengambilan keputusan saya perasa dan terkadang suka merasa kasihan sehingga dalam mengambil keputusan lebih memfokuskan dan memposisikan seperti orang itu. Namun setelah pempelajari modul ini saya menganggap menjadi perasa dan nilai-nilai lainnya juga perlu namun menjadi perasa yang memperhatikan pada 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah pengujian keputusan itu jauh lebih berdampak, saya menyadari sekalpiun kebijakan yagg diambil ada yang tidak setujut, namun kedepannya kebijakan yang diambil harus lebih banyak yang setujunya dibanding yang tidak setuju.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting, sebagai individu maka saya perlu melatih diri dan bertanggungjawab terhadap keputusan yang sudah daimbil serta konsekuensi yang megnikutinya. Kemudian sebagai pemimpin pembelajaran, maka hal ini tentunya perlu berkolaborasi dengan rekanan guru lainnya untuk menerapkan dan mendorong perkembangan perubahan kearah yang lebih positif dan berpihak pada murid.
SALAM GURU PENGGERAK, GURU BERGERAK INDONESIA MAJU
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar