Pada tahun 2001 aku tamat SMA. Setamat SMA aku memberanikan diri untuk pergi merantau mengadu nasib di perantauan. Aku berpikir bagaimana caranya agar aku tetap bisa kuliah. Beberapa kota di Pulau Sumatera telah aku kelilingi. Tahun 2003 tepatnya 13 Desember aku menginjakan kakiku di kota P untuk mencoba peruntunganku. Sejak sampai di kota P berbagai bidang pekerjaan telah aku jalani mulai dari petugas kebersihan pasar sampai kernek opletpun aku lakoni. Tahun 2008 aku memberanikan diri untuk tetap melanjutkan kuliah. Alhamdulillah atasanku memberikan izin dengan konsekuensi tidak melalaikan aku dari pekerjaan. Aku sujud syukur.

Pagi hari aku kuliah, sore dan malam bahkan sampai pagi aku bekerja. Di sela-sela kegiatan kampus dan pekerjan itu aku masih menyempatkan diri untuk terlibat dalam organisasi kampus. Di tahun awal perkuliahan Alhamdulillah kuliahku berjalan lancar. Memasuki tahun kedua mulai ada goncangan. Motor yang bisa kupakai hilang. Aku kadang telat masuk kampus karena harus naik kendaraan umum. Semester lima aku nyaris bentrok dengan dosen karena aku disuruh berhenti kerja kalau mau kuliah. Tak sampai disitu, di tempat kerjaku juga mulai timbul gejolak dari rekan kerjaku yang mempermasalahkan kuliahku. Aku betul-betul berada di masa sulit saat itu. Syukurlah pemegang kekuasaan tertinggi tidak terpengaruh. Beliau mempertahankan aku karena Alhamdulillah aku adalah salah satu karyawan berprestasi di tempat kerjaku. Aku pernah mendapatkan penghargaan karyawan terbaik 3. Prestasi yang kudapatkan itu juga ada yang kurang objektif dalam penilaian. Aku dapat kabar dari kawan bahwa sebenarnya kulah terbaik 1, tapi itu bagiku tak kupermaslahkan. Yang aku inginkan saat itu adalah bagaimana aku bisa selesai kuliah dan jadi guru.

Alhamdulillah tepat akhir 2012 aku dapatkan gelar sarjanaku S.Pd (Susah Payah diperjuangkan). Ups tunggu dulu. Kisahku belum berjalan mulus. Komprei tahun 2012, tahun 2013 baru aku wisuda.