Hendra Wijaya

Mengajar di Tangerang. 🤗 👋 Hendra Wijaya, SS. M.Pd, Lahir di Kuningan-Jabar,18 April 1976. Putra ke-2 dari pasangan Iwan Siswanto (Alm) dan Yati Se...

Selengkapnya
Navigasi Web
BELAJAR DARING DI MASA DARURAT CORONA

BELAJAR DARING DI MASA DARURAT CORONA

BELAJAR DARING DI MASA DARURAT CORONA

Oleh: Hendra Wijaya

Sejak bulan Desember 2019, Virus Corona (Covid-19) terus menyebar dari Wuhan-Cina ke berbagai negara di dunia. Hampir 170 negara di dunia kini sudah melaporkan kasus Covid-19. Virus Corona menyebar dengan cepat, telah menginfeksi ratusan ribu orang dan menewaskan ribuan orang di berbagai negara. Hingga Senin, 30/3/2020, data real time yang di laporkan oleh John Hopkins CSSE melaporkan Jumlah kasus Corona di dunia: Positif: terinfeksi 720.117 kasus, 33.925 meninggal dunia dan 149.082 pasin dinyatakan sembuh. Kasus terbanyak tercatat di AS dan Italy. (dilansir dari Kompas.com, 30 Maret 2020).

Untuk memutus rantai penyebaran Virus Corona, beberapa negara menerapkan kebijakan Lockdown, mengunci pintu keluar masuk negaranya (darat, laut, udara), membatasi keluar rumah, social distance (menjaga jarak dalam hubungan sosial) dan secara mandiri menjaga kesehatannya di rumah masing-masing. Biasanya ini dilakukan oleh negara berbentuk daratan atau negara kecil atau negara dengan sistem pemerintahan monarkhi atau sistem pemerintahan diktator. Sementara Indonesia sendiri tidak atau belum melockdown negaranya dengan pertimbangan Indonesia adalah negara dengan 13.000 pulau lebih, sehingga yang dilakukan adalah memberikan kewenangan kepada tiap kepala daerah untuk mengambil kebijakan yang tepat untuk memutus, mengantisipasi dan menangani penyebaran virus corona sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing daerahnya. Pertimbangan lain, Lock down negara, alih-alih meredakan wabah corona, justru berpotensi dapat melumpuhkan ekonomi, memicu gejolak sosial, kepanikan, kerusuhan dan situasi di masyarakat yang tak terkendali.

Wabah Virus Corona di Indonesia Berdampak pada hampir seluruh aktivitas sosial masyarakat Indonesia. Aktivitas Ekonomi, Aktivitas Politik, Aktivitas Pendidikan, Pelayanan Publik, dan aktivitas lainnya. Masyarakat dihimbau oleh pemerintah untuk berada di dalam rumah untuk sementara waktu, tidak boleh kumpul-kumpul, menjaga jarak (social distance),menjaga kebersihan dan kesehatan di dalam rumah. Dalam hal aktivitas Pendidikan, kegiatan belajar mengajar di sekolah di berbagai jenjang (PAUD, SD,SMP, SMA, PT) secara tatap muka di hentikan sementara. Seluruh Kegiatan belajar mengajar sementara di lakukan secara daring (dalam jaringan)/online. Kebijakan ini sesuai dengan Surat edaran menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Daruat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).

Wabah virus corona telah memaksa para guru dan siswa untuk mengubah pola mengajar mereka, yang biasanya Belajar-mengajar di dalam kelas sekolah(berinteraksi langsung antara guru-siswa) kini harus mengubahnya dengan pola belajar secara Daring-online, belajar jarak jauh dengan mode belajar yang berbasis jaringan internet.

Belajar Daring (Dalam Jaringan)

Sebenarnya Kegiatan Daring (Dalam Jaringan)-online dalam kehidupan di masyarakat bukan perkara baru. Masyarakat secara umum sudah cukup lama bersahabat dengan jaringan internet. Hampir sebagian besar masyarakat, khususnya di perkotaan memiliki Handphone- Android. Dengan begitu mereka menggunakan jaringan internet untuk berbagai keperluannnya, termasuk dalam berkomunikasi dan berinterakasi. Handphone-android-jaringan internet sudah menjadi kebutuhan pokok komunikasi dan interaksi di masyarakat global saat ini.

Belajar secara daringpun sudah lama populer di kalangan Perguruan Tinggi-mahasiswa. Universitas Terbuka (UT) misalnya, sejak lama sudah menggunakan sistem belajar jarak jauh secara daring. Dalam kegiatan belajar secara daring itu, peserta belajar dapat mengakses materi, berinteraksi dengan materi, pengajar, dan pembelajar lain, untuk memperoleh dan memaknai pengetahuan serta pengembangan diri lewat pengalaman belajar secara daring.

Sementara itu belajar secara daring di tingkat Pendidikan Dini, Dasar dan Menengah masih belum populer, walau ada segelintir sekolah yang sudah mencoba sistem belajar secara daring walau itupun belum seluruh kegiatan belajar dilakukan secara daring. Contohnya di SMPN 1 Pasarkemis Tangerang. Salah satu guru IPS disekolah itu selain mengajar di kelas nyata, juga ia mengajar di kelas maya yang dikelolanya di Media daring Facebook. Masing-masing kelas yang dia ajar memiliki Group belajar di Facebook. Materi, tugas, informasi, penilaian, dapat di lakukan di Group belajar di Facebook itu secara daring.

Dalam Kondisi Darurat Corona ini mendorong sekolah-guru, yang belum terbiasa menggunakan sistem belajar-mengajar secara daring untuk segera belajar dan menemukan formula yang tepat dalam belajar secara daring, untuk memberikan pelayanan dan pengalaman belajar-mengajar kepada peserta dididik secara paripurna.

Kreatifitas Guru Dalam Belajar Daring

Faktor penting dalam proses Belajar daring adalah ketersediaan jaringan internet yang kuat dan memadai. Sulit terlaksana proses belajar daring jika akses-jaringan internet lemah. Faktor kedua adalah kreatifitas guru dalam menyiapkan, menyajikan, memanage Proses Belajar-mengajar secara daring itu.

‘Banyak jalan menuju roma’, banyak cara untuk menghadirkan proses belajar daring. Guru dapat menggunakan berbagai media belajar daring yang sudah biasa ia pakai dalam berinteraksi secara daring dalam kesehariannya (SMS, FB, WA, TWITTER, Instagram, dll), atau menggunakan berbagai aplikasi belajar daring yang di rekomendasikan. Kemendikbud sendiri, guna memudahkan guru dalam proses belajar daring dalam masa daurat Covid-19 ini telah bekerjasama dengan berbagai pihak (Google Indonsia, Kelas Pintar, Microsoft, Quipper, Ruangguru, Sekolahmu, dan Zenius) yang fokus dalam pengembangan sistem pendidikan secara daring. Guru tinggal memilih aplikasi mana yang sesuai, cocok dan dikuasai sistemnya dalam proses belajar daring. Google Indonesia misalnya, menyiapkan layanan Google Classroom. Kemendikbud sendiri menyiapkan Portal Rumah Belajar. Sekali lagi Guru tinggal memilih media daring mana yang sesuai, cocok dan dikuasai sistemnya dalam proses belajar daring (Whatsapp , Face Book, Twitter, Instagram, Google Classrroom, Portal Rumah belajar, dll), atau jika memungkinkan, mengkombine dua atau lebih media belajar daringnya juga bisa. Misalnya Whatsapp di combine dengan Google Classroom, dll. O..ya..Jangan lupa, setelah belajar daring, guru harus melaporkan kegiatan belajar daringnya kepada Kepala Sekolah yang nantinya sebagai bahan laporan kepada Pengawas sekolah dan dinas pendidikan. Baik..selamat belajar daring ya..tetap semangat..terus berkreasi..jangan lupa bahagia..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Siip mantap terima kasih sudah berbagi informasi kepada kami baarakallahu fiika salam sukses dan salam literasi

17 Jun
Balas



search

New Post