Hendra Wijaya

Mengajar di Tangerang. 🤗 👋 Hendra Wijaya, SS. M.Pd, Lahir di Kuningan-Jabar,18 April 1976. Putra ke-2 dari pasangan Iwan Siswanto (Alm) dan Yati Se...

Selengkapnya
Navigasi Web
KISAH KASIH DI HOTEL SOLARIS

KISAH KASIH DI HOTEL SOLARIS

Tak terhitung kenangan saat kami mengikuti Study Tour Tangerang-Bromo-Malang-Batu 18-22 Desember 2019. Selain kenangan di perjalanan, di tempat wisata, juga kenanngan ketika kami menginap di Hotel Solaris-Malang selama dua hari dua malam.

Koper tertukar

Kamis, 19 Desember 2019, pukul 22.00 WIB, rombongan Study Tour Tangerang- Bromo-Malang-Batu, Guru dan Karyawan SMPN 1 Pasarkemis tiba di Hotel Solaris-Malang. Sebelumnya kami telah seharian (dari pagi sampai sore) berwisata di Gunung Bromo dan di Jatim Park 3 (The Legend Park). Hotel bintang tiga ini, berdiri anggun di kota Malang, di Jl.Raya Karanglo 69, Karanglo, Banjar Arum, Singosari-Malang-Jatim.

Wajah seluruh rombongan nampak lelah-letih saat turun dari Bus Big Bird Jumbo yang kami naiki, tepat di depan lobi hotel. Bagasi mobil di buka. Satu persatu; koper, tas ransel dan barang barang penumpang di turunkan oleh krue Bus. Aku yang masih merasa kuat turut membantunya. Bagasi kulihat sudah kosong. “Loh, koperku ko ga ada ?”, teriak ku. Semua sontak kaget. Aku mencari,meneliti kembali seluruh ruang bagasi. Aku agak panik, saat tak kutemukan koperku. “Ah, kmana ya..saya rasa ga ada orang yang ngambil di jalan..saya yang menjaganya..!”, krue Bus nampak merasa cemas dan merasa bersalah. “koper nya ciri ciri nya apa ?”, tanya seorang teman yang ikut panik. “Koper warna hitam, merk Polo, ukuran sedang”, jawabku. Semua rombongan kembali memeriksa koper mereka, khawatir tertukar. “Lah..ini koper siapa ?”, teriak ku, saat kutemukan sebuah koper di belakang kerumunan rombongan. Semua yang ada tak ada yang mengaku. Aku langsung berpikir “ini pasti ada yang tertukar dengan punyaku, karena ciri-cirinya hampir sama “. Aku membawa tas tak bertuan itu masuk ke dalam Lobi Hotel. Sekali lagi, semua tak ada yang mengakui kepemilikannya. “Di buka saja pak, sepertinya gak di kunci kopernya, biar tau siapa pemiliknya !”, saran Bu Hj. Titin, Kepala sekolah kami. Perlahan aku buka. “ini kan, baju batik yang Pak Amin tadi beli..!”, teriakku, saat ku kenali salah satu barang di dalam koper itu. “Wah...iya..itu koper Pak Amin...pasti ketuker tuh sama punya Pak Hendra...!”, ujar beberapa teman. Kami berusaha mencari pak Amin, tapi gagal. Aku hampiri resepsionis hotel. “Oh..Pak Amin sudah duluan ke kamarnya pak..!” jawabnya. Kami kesal, tapi ingin ketawa. “bapak ibu, Koper Pak Amin akan saya bawa ke kamar, kalau Pak Amin tanya kopernya ada dimana tak perlu di jawab ya...!” pintaku, sambil senyum kecut. Semua ketawa, walau sangat letih. Semua anggota rombongan menuju ke kamar masing-masing.

Sampai di kamar, mandi air hangat jadi pilihan pertama. lanjut sholat Isya. Sementara aku belum bisa ganti kostum, karena seluruh pakaian ku ada di koper yang di bawa Pak Amin. Usai sholat (Aku, Pak Aji Mukhtarudin dan Putranya yang se kamar denganku) leyeh-leyeh di kasur masing-masing. TV kami nyalakan, ngobrol ngalor ngidul sambil menungggu datangnya tidur. Tak lupa, sambil membahas peristiwa ‘koper tertukar’ tadi. Aku nyalakan Handphone, kuperiksa pesan masuk di Whatsapp. “bapak ibu..ada yang ketuker koper dengan saya tidak ya..?” tanya pak Amin di Whatsapp group SMPN 1 Pasarkemis. Pesan itu sudah masuk satu jam yang lalu, tapi tak satupun yang menjawab. Kami tersenyum. Selang setengah jam kemudian, handphone ku berdering hebat. Kulihat layarnya. “em..Pak Amin..!”, gumamku. Kami tertawa. Aku tak menjawab dering telpon ke satu dan kedua. Dering telpon ke tiga kembali berdering, Pak Amin nampaknya tak mau menyerah. Ku gesek keatas tanda jawab di layar HP ku. “Hlo...!”, nada suaraku aku beratkan, seolah aku baru bangun dari tidur. “Pak Hendra, kopernya tertukar nggak?”, tanya pak Amin, garang. “Em..apa Pak..koper ?”, jawaku seperti bingung. “Iya..koper..tertukar nggak ?..yang saya ketukar dengan siapa ya..!”, Pak Amin terdengar seperti panik. “oh..koper ? ko bisa ke tukar pak ?”, aku pura-pura tak tau. “Iya..tadi saya salah ambil..pas di kamar saya buka..kok isinya bukan pakaian saya..saya umumkan di group nggak ada yang jawab, terakahir saya di kasih tau sama Bu Ane, katanya koper Pak Hendra tertukar dengan punya saya...!”, Pak Amin terdengar semakin panik. “oh..gitu ya...iya nih.. koper pak Amin ada di saya..he..he..!”, aku sudahi dramaku, takut Pak Amin tambah stress. Tak lama pintu kamar kami ada yang mengetuk. Tak salah, Pak Amin sudah berdiri di balik pintu saat ku buka. Kami semua tertawa sepuasnya. Pak Amin nampak letih, berlutut di hadapan kopernya, kepalanya menggeleng-geleng pelan. Sementara itu, koperku ia serahkan dengan penuh haru. “ha..ha..maaf ya...terimakasih..!”, ujar Pak Amin sebelum pamit kembali kekamarnya.

Renang

Esoknya, 20 Desember 2019, Pukul 06.00 pagi, lobi hotel masih sepi. Tak aku lihat satupun teman lain selain kami bertiga. Kami bertiga jalan-jalan santai sambil menggerakan badan di lingkungan hotel. Udara kota Malang terasa segar,langit cerah, gunung arjuna jadi background Indah hotel di sebelah baratnya.

Pukul 06.30 kami bertiga menuju kolam renang, setelah tempat itu ditunjukkan oleh resepsionis hotel. Kulihat Bu Dayati sudah lebih dulu disana, berkecipak sendirian. “wih..salut dah..gak ada lelahnya Bu Day..semangat terus..” ujar Pak Aji. Kami berenang dan santai. Beberapa kali ku ajak yang lain lewat pesan di group Whatssup sekolah, tapi tak ada yang datang. “lelah berat..”, jawab salahsatu dari mereka. Sampai selesai, yang berenang hanya kami berempat saja. he..he..puas dah.

Jatuh dari Springbed

Sabtu, 21 Desember 2019, Pukul 07.30, kami semua sudah berada di ruang makan, di lantai bawah, samping lobi hotel. Berbagai menu tersedia. Nasi goreng, Nasi putih dan aneka lauk, bubur ayam, soto, hot plate, rotibakar, salad, potongan buah-buahan, air bening, kopi, teh bahkan es jeruk pun ada. Jika memungkinkan, kami bebas untuk mencicipi semua makanan. Terlihat Pak Tarigan, berganti posisi tempat makan dengan menu berbeda di tiap posisi, begitu juga aku. He..he. ”semua makanan lezaaat..!”, ujar Bu Suwarti. Ku lihat, bibir Pak Bahruddin di beberapa sudutnya nampak seperti banyak saos dari hot plate yang sedang ia santap. Aku tertawa geli. “ Pak Bah..itu saos banyak nempel di bibir”, ujar ku. Segera Pak Bahrudin mengepel bibirnya dengan tisue. “ini bukan saos ndro..ini luka..!” jawab pak bahrudin sambil meringis. “loh..luka ? luka apa ?”,giliranku yang kaget. “ya elah..dari tadi kite lagi ceritain kejadiannya..ente ga dengar apa..?”. “hah kenapa ?”. tiba-tiba semua yang ada terbahak.”malem, waktu tidur gue jatoh dari kasur, bibirku hajar meja di bawah, gini jadinya dah..ini sih lumayan udah agak kering, semalem darahnya ngelucur..!”, terang pak bahrudin santai. “astaghirullah..!”, ucapku. Aku mau ikut terbahak tapi takut dosa.

Di urut di Lobi Hotel

Sabtu, 21 Desember 2019, hari terakhir kami di Hotel Solaris. Pukul 08.00, usai sarapan, kami dan seluruh barang sudah berkumpul di lobi hotel, siap meninggalkan hotel untuk kembali ke Tangerang. Sayangnya, sejak tadi malam, badanku terasa demam,kepala agak pusing dan sedikit mual. Kesimpulanku,aku masuk angin. Antangin sachet, sudah habis 3 sejak tadi malam, namun tak berhasil usir angin. Melihat aku agak loyo, Pak Dudung menawariku untuk di pijat. Guru Olahraga itu, tau teknik memijat, hapal titik sarap tubuh untuk dipijat sesuai dengan penyakitnya. Awalnya aku takut di pijatnya, membayangkan sakitnya. Tapi apa daya, keinginan sembuhku lebih kuat. Kupersilahkan pak Dudung memijatku. Di atas karpet hijau, di lobi hotel, samping tempat duduk tamu, Pak Dudung memulai praktek memijatnya. Dengan terampil ia menyasar titik saraf di telapak tangan, telapak kaki dan kakiku. Aku menggelinjang hebat sambil menahan diri-menahan sakit. Ingin rasanya berteriak, mengerang, menanggis. Hanya desisan hebat yang keluar dari mulutku. Sementara tanganku, memegang erat bumi-menahan diri. Aku agak malu, usai diurut. Ternyata banyak yang menonton adegan tadi. Aku sendiri, selama di urut mataku terpejam terus. Kulihat mereka banyak yangg tersenyum geli. Hi..hi..terimakasih Pak Dudung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Monggo mas irwanto... Eh mohon di follow ya mas... Makasih..

19 Feb
Balas

Tq.. Tq. M

06 Jun
Balas

Izin ikut hihihi, mas

19 Feb
Balas



search

New Post