Ke Pustaka Aku Kembali
KE PUSTAKA AKU KAN KEMBALI
Oleh : Hendri Hidayat
Cerita indah tentang pustaka adalah suatu hal yang sangat penting di angkat dan disebar luaskan setelah kita baru bangkit dan kembali berdiri setelah ujian pandemi yang melanda. Diibarat kan sebagai organ tubuh, dalam suatu lembaga pendidikan, perpustakaan adalah jantungnya sekolah atau madrasah sementara Tenaga Pendidik dan tenaga kependidikan adalah paru-parunya.
Jantung adalah organ tubuh yang bertugas memompakan darah ke seluruh tubuh dan menampungnya kembali setelah organ paru-paru membersihkan darah. Begitu juga dengan peranan pustaka di sekolah atau madrasah. Pustaka sebagai sumber ilmu pengetahuan untuk dunia dan akhirat dengan fasilitas karya dan tulisan yang menjadi referensi ilmu kemudian diluruskan dan diarahkan dengan penjelasan dan telaah dari tenaga pendidik dan kependidikan sehingga tersampaikan pesan-pesan yang bermanfaat untuk generasi penerus bangsa.
Konsep yang indah tentang pustaka
Alqur’an hadir sebagai landasan yang sangat berpengaruh yang mengatur dan memberi petunjuk bagi manusia menjalani kehidupan dunia menuju akhirat. Dari sumber yang agung inilah hadir buku-buku penunjang untuk menyebarluaskan ilmu dan informasi. Wadah yang sangat mendukung untuk untuk menyimpan dan menjaga karya indah manusia itulah hadirnya sebuah pustaka.
Konsep yang indah tentang pustaka akan tetap menggema selama dunia ini ada antara lain peran pustaka untuk memotivasi untuk membaca,semangat menulis, sumber khasanah ilmu pengetahuan, media pendidikan, saluran komunikasi informasi dan yang lebih penting adalah motivasi nilai ibadah bekal dunia dan akhirat.
Perpustakaan sekolah saat ini apa kabarmu
Perpustakaan walaupun diketahui dan diakui sangat penting untuk dalam sebuah lembaga pendidikan namun masih belum menjadi target terutama di lembaga pendidikan dasar dasar dan menengah. Untuk Lembaga Perguruan Tinggi sudah sangat dirasakan dan terbantu dengan hadirnya perpustakaan.
Kalau ditinjau dari permasaalahan yang terjadi di perpustakaan saat ini adalah antara lain adalah minimnya sarana dan prasarana yang ada di perpustakaan sehingga dengan kondisi tersebut akan menjadi kendala peserta didik untuk datang ke perpustakaan.
Tenaga perpustakaan yang mempunyai peran penting dalam melayani pengunjung di perpustakaan masih banyak yang mengandalkan tenaga guru yang mendapat tugas tambahan selain tugas mengajar. Sehingga dalam pelaksanaan tugas kurang maksimal. Ketika peserta didik ingin berkunjung ke perpustakaan petugasnya sedang tidak berada di tempat atau perpustakaan dalam kondisi tertutup.
Paradigma peserta didik tentang perpustakaan masih menempatkan perpustakaan sebagai tempat kumpulan buku sehingga penataan suasana perpustakaan belum ditata secara menarik dan kekinian. Sehingga tidak memancing minat untuk berkunjung ke perpustakaan.Bahkan yang paling fatal adalah perhatian terhadap pengembangan perpustakaan di sekolah sudah mulai hilang.
Ke Pustaka Aku Kan Kembali
Islam adalah tempat yang paling indah untuk kembali. Islam cinta terhadap buku dan perpustakaan. Kecemerlangan Islam masa lampau di bidang perpustakaan sudah menjadi referensi perpustakaan moderen saat ini. Di negeri Islam semua sekolah dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan. Pada abad ke-X hadirnya perpustakaan Baytul Hikmah di Baghdad adalah bukti sejarah Islam jaya menginspirasi dunia tentang pentingnya perpustakaan. Begitu juga bersinarnya Dinasti Fathimiyyah bisa mengangkat citra Mesir sebagai pusat peradaban di dunia dengan mendirikan perpustakaan besar bernama Fathimiyyah.
Berkaca dari gemilangnya negara-nagara masa lampau untuk meningkatkan prestasi dan semakin berkilaunya sebuah sekolah atau madrasah kuncinya adalah tertanamnya format di pemikiran peserta didik khususnya dan warga sekolah umumnya bahwa ke perpustakaan adalah tempat yang paling tepat untuk kembali.
Kiat agar perpustakaan sekolah adalah sebagai tempat yang sangat kondusif untuk tempat kembali adalah menjadikan perpustakaan ideal di sebuah lembaga pendidikan. Usaha yang bisa dilakukan untuk menciptakan perpustakaan ideal adalah :
1. Cari ikon menarik untuk memancing peserta didik untuk datang ke pustaka, kesan pertama harus menggoda dengan harapan selanjutnya semangat membaca untuk membaca .
2. Berikan sentuhan Tekhnologi Informasi sebagai pusat informasi digital, siswa tidak boleh bawa Hp.ke sekolah tapi bisa mencari informasi dunia di perpustakaan.
3. Beri ruang di perpustakaan untuk tempat diskusi, dialog dan kegiatan positif lainnya.
4. Jadikan perpustakaan sebagai tempat pengembangan diri baik itu literasi, pidato,karya Ilmiah, seni suara musik dan sebagainya.
5. Menjadikan pustaka sebagai ruang multifungsi sehingga bisa menjadi tempat kunjungan dan bertamu sehingga menjadi daya tarik tersendiri untuk membenahi perpustakaan dengan baik.
6. Menjadikan perpustakaan sebagai tempat hiburan dengan tampilan tontonan yang mendidik serta kegaiatan refreshing lainnya yang menarik siswa untuk semangat di perpustakaan.
Menghadapi tantangan dan godaan negatif dari dampak tekhnologi informasi saat ini terhadap generasi muda terutama peserta didik memang tempat kembali yang paling nyaman dan positif adalah perpustakaan solusinya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantabs
Mantabs
syukron ustd
mantap ulasannya
syukron ustdzh
Alhamdulillah,membangunkan semangat literasi,mantap.
syukron ustadzah
alhamdulillah