SKOR UNTUK ADZKIA

Oleh : Hendri Hidayat

Ustadz Amar seakan menikmati sekali secangkir teh yang ada di mejanya ketika waktu istirahat. Gurat keikhlasan dari wajahnya setiap menerima keluh kesah guru, wali kelas,orang tua siswa dan siswanya selama mengajar di madrasah itu. Walaupun menghadapi ribuan siswa dengan tingkah polahnya sebagai wakil kesiswaan, Ustadz Amar tidak pernah panik ketika menghadapinya. Prinsip ustadz Amar adalah kebahagiaan tersendiri jika mampu mengarahkan siswanya ke jalan kebaikan dan tantangan yang akan dihadapi membutuhkan perjuangan yang tidak mudah.

Sekilas wajah siswanya yang ada di balik helm, memakai jaket dan di depannya duduk anak usia paud,kembali membayang. Keunikan yang dimiliki oleh ustadz Amar adalah sangat mudah mengenal wajah dan nama dari siswanya. Sebelum waktu istirahat habis ustadz Amar berucap “ Ustadzah Zura kalau nanti ustdadzah masuk ke kelas VIII-1 mohon disampaikan nanti kepada Adzkia untuk menemui ana setelah waktu pulang sekolah, syukron ustdzah” ucapnya. “Baik ustadz”, jawab ustdzah Zura.

Waktu pulang sekolah sudah duduk Adzkia dengan sopan di dekat meja Ustadz Amar. Dari wajahnya nampak gelisah dan seakan ingin cepat selesai dengan ustadz Amar. “Adzkia”,sapa ustadz Amar. “ Tadi pagi ustadz melihat Adzika bawa motor dan di depannya ada boncengan seorang anak Paud, apakah ustadz tidak salah lihat?”. Dengan terbata Adzkia menjawab, “be betul Ustadz,terpaksa ustadz, ummi tidak bisa mengantar, adik bungsu di rawat di rumah sakit, Abie sedang ke luar kota mengantar penumpang”. Untuk bayar ojek ummi sedang tidak ada uang, jadi terpaksa pakai motor Abie untuk mengantar adik, dan bezuk adik ke rumah sakit Ustadz, pulang sekolah”. Ustadz hanya diam mendengar cerita Adzkia, dan memikirkan skor yang akan diberikan ke Adzkia.