Hendriko Septriadi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Merindukan yang Tak Merindukan

Merindukan yang Tak Merindukan

MERINDUKAKAN

YANG TAK MERINDUKAN

"Merindukan yang Tak Merindukan" membaca judul nya saja mungkin membuat pembaca kebingungan. Betulkah??? saya yakinkan mungkin, ya bingung. Itulah sekarang yang sedang saya rasakan. Kenapa Tidak? Merindukan yang Tak Merindukan. Kalimat yang sangat menyakitkan dan menyedihkan bagi saya.

Dikala kita merindukan seseorang, yang dulu nya selalu ada buat kita, selalu menyempatkan waktunya buat kita. disaat kita butuh ia selalu muncul dengan solusi solusi yang ia berikan. Bahkan ketika ia butuh, tak jarang pula kita selalu ada untuknya. Bisa dikatakan kita sudah bagaikan amplop dan prangko, yang tak bisa dipisahkan. Itulah persahabatan yang selama ini telah kami jalin.

Namun dengan seiring jalannya waktu, perpindahan tempat menjadi pemisah komunikasi diantara kita. Ia melanjutkan pendidikannya di kota besar, dengan kesibukan kesibukan yang kita miliki masing masing, di awal perpisahan tempat ini, kami masih sering berkomunikasi. Komunikasi lewat Telpon, WA, Video Call. Hubungan kami sebagai sahabat masih tetap berjalan dengan normal. Saya merasa walau terpisahkan oleh jarak, persahabatan kami masih bisa berjalan dengan sedia kalanya.

Tiada angin tiada hujan, setelah sekian lama berpisah dan berkomunikasi Via udara saja, persahabatan yang selama ini saya jaga, hilang seketika. ia sudah tak pernah menghubungi saya lagi. tak pernah. Kalaupun ada, itu saya yang memulai. Sebagai seorang sahabat, saya tetap menjaga persahabatn ini. Dalam prinsip hidup saya, tidak ada yag namanya mantan sahabat. Kalau saya mencoba menghubungi lewat telpon tak pernah dijawab, saya WA hari ini, ia balas baru beberapa hari kemudian.

Waktu itu saya merasa mungkin ia sibuk dengan tugas tugasnya. Saya mencoba untuk berbaik sangka saja, namun lama kelamaan akhirnya sudah tidak bisa dielakan lagi. sejak saat itu kami sudah tidak ada komunikasi lagi. Seakan persahabatan kami hilang ditelan bumi. Seakan tidak pernah terjadi sejarah persahabatan diantara kita.

Setelah saya tahu, ia bukan sibuk dengan tugas tugas nya, namun ia sibuk dengan kawan kawan baru. sampai ia tak punya waktu untuk memberikan kabar bahkan membalas pesan pun ia tak punya. saya tidak tahu apa itu alasannya, atau ada alasan yang lain ia melupakan persahabatan yang selama ini telah ada. Bahkan ketika saya meminta pendapatnya tentang Novel yang saya tulis sebelum di kirim ke editorpun ia tak punya waktu. disitu saya merasa ia sudah tak ada lagi. ia sudah menjadikan saya seperti orang lain. Saya sangat kecewa, sedih bahkan sakit hati.

Mungkin bagi dia, saya bukan lah apa apa, namun bagi saya ia adalah sahabat terbaik yang selama ini ada. Walaupun sekarang kita sudah tak ada berkomunikasi lagi, saya tetap ingin menjaga persahabatan ini. Kalaupun terucap kata rindu di bibir ini, itu hanya rindu dari saya saja. tak akan muncul kata rindu dihatinya. " Merindukan yang Tak Merindukan"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jangan terlalu difikirkan Ko, itulah hidup,tak selamanya yg kita fikirkan sama dg orang yg sedang kita fikirkan,eh salah yo kalimatnyo Ko

27 Mar
Balas

Betul kalimat nyo buk.... Hehehe.. Eo buk... Daripada jdi pikiran mako nya jadi tulisan buk

27 Mar



search

New Post