"Assalamualaikum wr. Wb. Anandaku semua bapak/ibu yang hadir di upacara bendera pagi ini, marilah sejenak kita berdoa.," Terdengar oleh ku pembina upacara berkata dengan sedikit tersesu sedu.

"Innalillahi wainnailaihi roji'un. Telah berpulang salah seorang alumni Madrasah kita, yang dulunya merupakan mantan ketua Osis disini, " lanjut sang pembina.

Aku yang terlambat memasuki lapangan upacara hanya bisa mendengar ucapan tersebut dari pagar Madrasah. Aku kosentrasi kan lagi diri ini untuk mendengarkan informasi selanjutnya.

Ketika mendengarkan siapa yang telah menemui sang Khalik, akupun berujar, " Innalillahi wainnailaihi roji'un. Sepulang sekolah hari ini aku akan melayat ke rumah Taqwa,"

Setelah selesai pelaksanaan upacara bendera, aku segera menuju kantor, dan melanjutkan tugasku. Salah seorang guru, yaitu pak Very, menitipkan tugas beliau kepadaku, karena dia tidak bisa mengajar hari ini. Aku memasuki kelas X 3. Baru saja selesai aku mengambil absen para siswa, hp ku berdering. Seketika ku lihat, siapa yanv menelpon ku, ternyata buk Nafiah.

" ko, ayo kita berangkat sekarang, " perintah buk naf kepada ku.

" kemana bu?, jawab ku.

" Kamu kekantor dulu, nanti ibu beri tahu, "

Akhirnya aku menuju kantor. Sesampai nya aku dikantor, aku langsung menemui buk naf.

" Ada apa buk?, " aku bertanya.

" Ko, yang meninggal itu bukan Kakak nya Taqwa, tapi Taqwa ko," buk naf menjelaskan kepada ku.

Mendengar penjelasan buk naf, aku langsung linglung, keseimbangan tubuh ku hilang, aku goyah. Tak terasa airmataku mengalir deras dipipi ini.

Teringat oleh ku pesan BBM almarhum beberapa hari yang lalu.

" abg, lagi sibuk ga? " Taqwa BBM aku.

" ga dek, kenapa? " aku pun membalas pesan dia

" boleh ga aku pinjam uang bg, untuk melunasi motor aku. Jadi aku punya utang sama bg ajha. "

" aduh dek, maaf kalau untuk sekarang bg ga punya uang" balas ku lagi.

" owh, abg sekarang dah berubah ea, kok pelit gitu sekarang? Aku ni adek mu lo bg. Kok gitu amat sich. Ea dah persaudaraan kita hilanh sampai disini".

Taqwa langsung marah kepada ku. Jujur saat itu aku memang tidak mempunyai uang. Kalaunpun ada, aku pasti pinjam kan ke dia, karena aku sudah menganggab dia sebagai adik ku.

" dek, abg mank lagi ga punya uang. Maaf ea" aku membalas lagi chat dia.

Tak ada jawaban. Aku telpon dia, dia tak jawab. Aku gelisah, aku khawatir.

Dua hari setelah itu, aku BM dia lagi, aku tanyakan apa dia masih marah pa tidak. Dia hanya memberikan jawaban singkat yang membuat ku sedih. Dia cuma jawab ya saja.

Almarhum merupakan siswa pertama ku, ketika aku bertugas di Madrasah ini. Dia yang selalu ada untuk ku. Dia bukan hanya siswa bagi ku, dia adek ku, dia sahabatku. Dia sangat patuh padaku.

Aku agi senang, dia ada. Aku lagi sedih, dia ada. Aku sungguh sangat kehilangan. Tak terasa 7 Tahun sudah dia meninggalkan ku. Aku slalu berdoa dan berdoa untuk almarhum.

Allah, apa kah ini cara almarhum untuk pergi? Mungkin kah dia tidak ingin aku sedih akan kepergiannya??? Sampai sekarang pun aku tetap merasa dia masih ada...

Adek ku. Aku selalu mendoakan mu...

Cerita ini ki peruntukan untuk Almarhum Adek ku "TAQWA SYAFRIL"