Hendro hartono

Hidup itu indah, tetaplah berserah dan teruslah melangkah ! ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ayah...Seakan baru kemarin ?

Setiap orang mengenal akan sosok seorang yang biasa dipanggil " Ayah ". Beliau rela membanting tulang untuk menghidupi keluarganya,bahkan nyawa taruhannya beliau sanggup dan sedikit pun tidak merasa gentar. Beliau adalah orang yang tangguh,meski bermandikan keringat, berselimutkan angin malam tidak menyurutkan semangat beliau untuk terus berdiri memopang keluarga tercinta yang selalu mendamaikan hari-harinya. Meskipun beliau tampak seperti super hero,namun dibalik itu semua ada kasih sayang yang tersembunyi jauh dalam diri seorang ayah. Bahkan kasih sayang itu hampir tidak tampak dalam keseharian beliau karena sibuk dengan urusan keluarga yang beliau pimpin.

Tak hayal kalau kita selalu minta kasih sayang dan bermanja-manja dari seorang ibu,karena kita merasa bahwa ayah tak ada kasih sayang sedikitpun. Sepertinya waktu beliau untuk keluarga hampir tidak ada,kebersamaan beliau menjalani hari-hari bersama keluarga dipertanyakan.kebanyakan dari kita pasti merasakan hal yang sama,selalu menyalahkan ayah karena memang waktu beliau hampir tidak ada buat kita.

Aku termasuk anak yang kurang akrab bersama ayah. Bukan karena aku benci sama sosok ayah, bukan karena ayah itu orangnya emosional, tapi memang pekerjaan ayah lah yang membuat kami seakan tidak bisa bercengkrama dengan penuh kasih sayang. Ayahku seorang pelaut, beliau mencari nafkah untuk kami dari hasil melautnya.bagaimana kami bisa akrab ? Kalau beliau pergi melaut itu membutuhkan waktu satu bulan baru kembali lagi kepangkuan keluarga, itupun dalam waktu seminggu kebersamaan kami beliau harus rela meninggalkan kami untuk membaktikan diri demi keluarga tercinta. Seakan laut telah menguasai beliau dibandingkan kami keluarganya.

Ya sudahlah, aku mulai terbiasa dengan ketidak hadiran sosok ayah. Bahkan yang parahnya lagi lama kelamaan aku merasa bosan dan risih jika ayah pulang ke rumah.maunya beliau itu melaut saja.suasana itu muncul mungkin aku beranggapan ayah tidak memberikan kasih sayangnya kepada kami. Seiring waktu berlalu, aku mulai sadar dan paham dengan kondisi yang terjadi, kucoba renungkan jauh menggunakan hati dan perasaan. Ditambah lagi aku juga sekarang sudah menjadi sosok seorang ayah buat anak-anakku, Ternyata selama ini aku salah, ayah memiliki kasih sayang yang sama seperti kasih sayang ibu. Yang membedakannya ayah lebih memilih untuk memendam jauh-jauh semua itu, sama seperti beliau menyembunyikan kesedihan dan air matanya yang hampir tak terlihat oleh ku.

Seingat diriku, air mata ayah terlihat saat kepergian ibu saat ku masih duduk dibangku SMA dulu. Setelah itu tak terlihat lagi tetesan bening diwajah beliau, semakin hari semakin ketara pula wajah kusam dan kulit keriput yang melekat pada tubuh beliau. Semuanya berlalu dengan sangat cepat, seperti buih meninggalkan permukaan, seperti asap tertiup oleh angin.

Sekarang sosok ayah yang kuceritakan hanyalah tinggal kenangan, terpatri dalam kisah kehidupanku.serasa semuanya baru kemarin, masih terbayang dipelupuk mata,masih terngiang ditelinga, masih nyata dalam ingatan.semoga ayah selalu berada disisi Allah SWT, jasamu senantiasa menjadi ladang amal untuk bekalmu diakhirat.meskipun kebaikanmu kau sembunyikan sejauh apapun itu tetap akan tampak jua oleh kami keluarga tercintamu.

Meral-Karimun, 27 Februari 2019

Hendro hartono,S.Pd.SD.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post