Hendro hartono

Hidup itu indah, tetaplah berserah dan teruslah melangkah ! ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pulau Buru Pulau Kecilku

Pulau Buru Pulau Kecilku

Sejak aku berusia tiga tahun, aku telah menjejakkan kaki dipulau kelahiran ibuku. Pulau ini bernama Pulau Buru. Menurut cerita dari mulut ke mulut oleh datok moyangku, pulau ini merupakan pulau sumpahan yang hanyut. Konon sebelum menjadi sebuah pulau, Buru menyatu dengan negeri Johor Malaysia, wah..kok bisa ya ? itulah uniknya Pulau ku. Bagaimanapun Pulau Buru telah menjadi bagian hidupku, karena aku besar dan tumbuh di pulau kecil ini,walaupun kecil namun sejarah yang terdapat di Pulau Buru membuat aku semakin bangga menjadi bagian dari pulau ini.

Dahulu kala Pulau Buru merupakan tempat raja-raja bersama pengawalnya untuk berburu binatang hutan, sehingga pulau ini dijadikan tempat persinggahan raja bersama pengawalnya selama kegiatan berburunya itu. Dari kata berburu inilah dijadikan nama untuk pulau kecilku yaitu "Pulau Buru". Hikayat ini bukan hanya tersebar dari mulut ke mulut semata,bukti nyata yang masih berdiri kokoh sampai saat ini salah satunya adalah Masjid yang dibangun oleh pemerintah kerajaan Riau-Lingga yang pada saat itu dipimpin oleh Sultan Abdul Rahman Muazzamsyah (1883-1977). Masjid ini bernama Masjid "Haji Abdul Ghani", masjid ini dibangun oleh seorang amir pertama di Pulau Buru Raja Abdul Ghani bin Raja Haji Fisabilillah. Masjid ini sengaja dibangun dipinggir pantai, konon agar raja dengan mudah memerintahkan rakyatnya yang berada diseberang pulau ini untuk sama-sama melaksanakan sholat berjamaah terutama melaksanakan sholat Jum'at.

Selain sebuah masjid, di Pulau Buru juga memiliki situs yang bernama "Makam Badang". Makam ini adalah tempat peristirahatan terakhir seorang hulubalang kerajaan Riau-Lingga yang bernama Badang.

Pada awalnya Badang hanyalah seorang nelayan biasa yang kesehariannya kerap menangkap ikan dengan Lukah. Apa itu Lukah ? Lukah adalah alat penangkap ikan yang terbuat dari Bambu. Tiba pada suatu hari Badang heran karena ikan tidak pernah terperangkap kedalam lukah tersebut. Akhirnya Badang memutuskan untuk mengintip apa yang telah terjadi ?. Rupanya ada sesosok makhluk hitam yang mencuri hasil tangkapan ikan dilukah itu. Badang pun tanpa ragu berduel dengan makhluk itu, akhirnya makhluk hitam tersebut menyerah. Makhluk itu mewariskan kekuatan yang luar biasa kepada Badang. Singkat cerita dengan kekuatan itu Badang mengikuti berbagai sayembara hingga akhirnya beliau diangkat menjadi Panglima Raja. Beliau menjadi orang terkuat di Pulau Buru pada masa itu.

Cerita tentang sejarah Pulau Buru seakan tiada habisnya, kerap terdengar ditelingaku. Kisah yang tak bosan ku dengar dari datok moyangku dulu. Sebenarnya masih banyak lagi kisah dan situs yang terdapat di pulau kecilku ini, itulah yang membuat aku bangga telah merasakan tumbuh besar di pulau ini.

Pulau Buru pulau bertuah

Tempat raja berburu dan singgah

Janganlah sesekali melupakan sejarah

Kelak akan hilang sebuah marwah

Tanjung Balai Karimun, 10 Maret 2019H

Hendro Hartono, S.Pd.SD
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post